MAKALAH
MANAJEMEN OPERASI DAN RANTAI NILAI

Disusun oleh kelompok 13
1 .Lucky Anjani (15820119)
2. Lutvi
Adi P (15820114)
3. Rifka Ayu M
(15820133)
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas kasih dan sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan
kesempatan kepada penyusun sehingga mampu meyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah manajemen.
Penyusun meyadari, dalam penulisan makalah ini masih
ada kemukinan kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun, untuk
itu, masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk
semakin membebenih kekuragannya.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada
dosen pembimbing mata kuliah ini untuk teman teman dan semua pihak yang telah
membantu, kami ucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat berguna, sebagai
karya dari kita dan untuk semua amin.
Yogyakarta, 15 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Contents
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Dewasa ini
produksi dan operasi adalah unsur yang penting dalam suatu peusahaan.
Kelangsungan hidup dan mati perusahaan terdapat pada produksi dan operasinya.
Perusahaan dapat berjalan sebagaimana seperti perusahaan lain apabila dalam
perusahaan tersebut ada kegiatan produksi dan operasi. Kegiatan produksi dan
operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada konsumen.
Kegiatan ini
dalam banyak perusahaan melibatkan bagian terbesar dari karyawan dan mencakup
jumlah terbesar dan asset perusahaan. Oleh karena itu, kegiatan produksi dan
operasi menjadi salah satu fungsi utama dalam perusahaan. Melalui kegiatan
produksi dan operasi segala sumber daya masukan perusahaan diintegrasikan untuk
menghasilkan keluaran yang menghasilkan nilai tambah.
2. Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan manajemen operasi ?
2. Apakah
tugas manajemen operasi ?
3. Apa
sajakah masalah-masalah yang dihadapi dalam produksi dan operasi ?
4. Apakah
yang dimaksud dengan rantai nilai ?
5. Bagaimana
Metode Analisis Value Chain?
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian
Manajemen Operasi
Dalam setiap
lembaga, semua kegiatan harus dilaksanakan sebaik-baiknya atau seoptimal
mungkin. Artinya jika memperoleh manfaat, keuntungan, atau kebaikan selalu
diusahakan sebanyak mungkin, sedangkan jika harus menanggung pengorbanan,
membayar, atau menanggung kerugian sebaiknya diusahakan sesedikit mungkin.
Dasar inilah yang dianut dalam manajemen operasi.
Manajemen
operasi terdiri dari dua kata, yaitu manajemen
dan operasi. Kata manajemen sudah
sangat terkenal di masyarakat. Ada beberapa macam pengertian untuk menjelaskan
manajemen, tetapi yang paling populer adalah tindakan untuk mencapai tujuan
yang dilakukan dengan mengkoordinasi kegiatan orang lain. Fungsi-fungsi atau
kegiatan-kegiatan manajemen meliputi perencanaan, organisasi, staffing,
koordinasi, pengarahan, dan pengawasan.
Operasi atau operations adalah kegiatan untuk
mengubah masukan (yang berupa faktor-faktor produksi/operasi) menjadi keluaran
sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya. Dengan kata lain, operasi
adalah kegiatan mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu
barang atau jasa.nkeluaran dapat berupa barang atau jasa.
Operasi merupakan salah satu dari
fungsi-fungsi yang ada dalam suatu lembaga. Fungsi lain selain operasi adalah
keuangan, personalia, pemasaran, dan lain-lain. Operasi inilah yang menetukan
kemampuan suatu lembaga melayani pihak luar. Pengertian “manajemen operasi”
adalah penerapan ilmu manjemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara
efisien.
Dahulu manajemen
operasi itu dinamakan Manajemen Produksi.
Penggantian istilah ini karena kadang-kadang pproduksi diartikan sebagai
kegiatan untuk menghasilkan barang. Bahkan, banyak orang yang menganggap bahwa
produksi itu hanya kegiatan menghasilkan barang untuk mencari laba. Ini
pengertian yang sempit sebab produksi seharusnya juga dapat menghasilkan jasa,
dan juga dapat dilakukan oleh lembaga yang tidak mencari laba. Oleh karena itu,
sekarang digunakan istilah operasi, yang pengertiannya lebih luas.
Kadang-kadang ada juga yang menggunakan istilah Manajemen Produksi/Operasi.
Tekanan dalam
operasi adalah pada kegiaitan perubahan bentuk, bukan pada hasilnya. Operasi
ini tidak hanya dilakukan oleh lembaga yang mencari laba, misalnya panti
asuhan, pengaturan lalu lintas, dan penghijauan. Untuk menghindari keraguan
pengertian, biasanya digunakan istilah manajemen produksi dan operasi untuk
menyebutkan manajemen operasi. Semua masukan diubah melalui proses operasi,
seperti terlihat dalam segiempat di tengah. Proses operasi ada beberapa macam,
yaitu mengubah bentuk fisik, memindahkan (transportasi), menyimpan(storage),
memeriksa (inspection), dan meminjamkan.
Masukan ada dua
macam, yaitu masukan yang suda biasa disebut-sebut, antara lain berupa lain
berupa tenaga kerja, manajer, alat-alat, fasilitas-fasilitas lain, bahan baku,
tanah, eneergi, dan informasi dari luar. Yang menarik perhatian kita adalah
informasi. Informasi dari luar adalah informasi informasi yang datang dari luar
lembaga yang menjalankan operasi, misalnya informasi tentang jumlah penduduk,
jumlah pelanggan, dan penghasilan pelanggan. Dahulu informasi dari luar tidak
banyak disebut-sebut, tetapi sekarang merupakan masukan yang sangat penting.
Untuk menyelesaikan yang timbul dalam masyarakat, pemerintah, pasar,
persaingan, dan produksi saat ini harus didukung dengan informasi yang akurat
dan tepat waktu. Kesalahan isi dan keterlambatan penerimaan informasi akan
berakibat berkurangnya hasil yang diperoleh, bahkan sering menimbulkan
kerugian. Pada sat ini lembaga atau perusahaan yang memiliki sistem informasi
yang baik dapat berkembang lebih cepat daripada yang sistem informasinya kurang
baik.
Selain masukan
biasa, ada dua masukan yang sifatnya khusus, yaitu umpan balik dan partisipasi
pelanggan, umapan balik atau feedback, yaitu informasi mengenai keadaan proses
dan hasil operasi. Misalnya, setelah model suatu model sepeda motor dihasilkan,
diketahui bahwa terdapat kelemahan dalam sistem pengapiannya. Contoh lain, tentang
hasil mengajar suatu dosen pada akhir semester. Berdasarkan angket yang
diketahui bahwa cara mengajar dosen kurang sistematis dan sulit diikuti. Umpan
balik ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki proses dan hasilnya.
Sebenarnya sekarang yang lebih bermanfaat lagi adalah umpan kedepan atau
feedforeward. Dalam umpan ke depan ini sudah diketahui atau dapat diperkirakan
pengaruh sesuatu hal yang sekarang belum terjadi. Kebaikan foreforward dibanding
feedback dalah informasi diperoleh sebelum terjadi kesalahan atau kekurangan.
Partispasi
pelanggan deperoleh apabila pelanggan tidak hanya sekedar memakai atau
memutuhkan hasil keluaran, tetapi juga ikut aktif berperan dalam menghasilkan
barang atau jasa. Misalnya seorang pasien dokter gigi harus melakukan gerakan-gerakan
tertentu agar gigi palsunya dapat dipasang dengan baik. Pemesanan rumah ikut
aktif dalam merencankan gambar bangunan sesuai dengan seleranya. Kantor
Inspeksi Pajak menyerahkan pengisian SPT kepada wajib pajak. Pada pendaftaran
mahasiswa baru para calon diminta untuk mengisi alamat dalam amplop surat
pemberitahuan hasil ujian saringan, dan membeli perangko secukupnya.
Akhir-akhir ini
tingkat pendidikan masyarakat semakin maju, pengetahuan mereka semkakin luas,
dan tingkat teknologi semakin tinggi. Akibatnya, partisipasi pelanggan semakin
banyak dapat digunakan. Pengawasan pelaksanaannya sekarang dapat didukung
dengan kemajuan teknologi. Misalnya dengan pengisian SPT oleh peserta wajib
pajak. Jika wajib pajak tidak measukkan semua penghasilannya akan diketahui
oleh petugas melalai tembusan surat bukti pemotongan pajak yang diolah
komputer.
Penggunaan
partisipasi pelanggan memberikan keuntungan seperti berikut ini :
1. Menghemat
tenaga kerja
2. Membagi
resiko kesalahan dengan pelanggan
3. Pelanggan
merasa lebih dihargai, ikut berperan serta, dan lebih dipercaya.
Macam
masukan serta keluaran antara organisasi satu dengan yang lain berbeda-beda.
Hal ini tergantung pada macam kegiatan yang dilakukannya.
2. Tugas
Manajemen Produksi/Operasi
Setiap lelmbaga
tentu saja dalam menjalankan kegiatannya selalu diusahakan secara efisien.
Apabila perusahaan yang mencari laba biasanya selalu berusaha memaksimumkan
labanya. Oleh karena itu, setiap pemecahan masalah produksi atau operasi yang
ada harus mendukung usaha ini. Dalam menjalankan operasinya suatu perusahaan
harus menganut prinsip ekonomis, yaitu dengan pengorbanan tertentu diusahakan
untuk mencapai hasil atau untuk yang sebesar-besarnya atau untuk mencapai hasil
tertentu diusahakan dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Berhubungan pasar
bersifat buyers market, yang berarti
pasar dikuasai oleh konsumen, maka prinsip ekonomi kedualah yang lebih banyak
digunakan. Bagaimana menghasilkan barang atau jasa tertentu, dengan kualitas
tertentu, dengan pengobanan atau biaya yang sekecil mungkin. Tujuannya agar
produk dapat dijual dengan harga yang murah sehingga memperkuat posisi
persaingan perusahaan dipasar. Untuk lembaga-lembaga tertentu, kadang-kadang
prinsip ekonomi kedua lebih sering digunakan, misalnya BKKBN diberi dana yang
sudah tertentu jumlahnya agar dapat memperoleh akseptor KB sebanyak mungkin.
Cara
mengusahakan efisiensi kerja dilakukan dengan menggunakan bantuan ilmu
pengetauhuan yang lain, misalnya matematika, statiska, riset operasional, dan
akuntansi. Hasilnya dituangkan dalam berbagai macam kegiatan yang dihadapi oleh
suatu lembaga, yaitu masalah positioning atau
masalah penentuan posisi lembaga, masalah design,
dan masalah .
A. Penentuan
Posisi Lembaga
Penentuan posisi
lembaga dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan suatu lelmbaga serta
aktivitas yang dilakukannya tidak asal jalan saja. Keberadaannya tepat mengenai
sasaran atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta dapat berjalan secara
ekonomis. Untuk menyelesaikan masalah ini, dilakukan pengambilan keputusan pada
bidang penentuan posisi atau sering disebut dengan positioning decision. Keputusan ini antara lain pemilihan strategi berproduksi, menentukan produk(barang atau
jasa) apa yang akan dimiliki oleh hasil kegiatan lembaga itu. Misalnya, jika
harus ditentukan apakah itu rumah sakit umum, khusus untuk mata, khusus untuk
jantung, atau kekhususan yang lain. Selain itu, apakah apakah akan mengutamakan
pada kebersihannya dan kedisiplinan meskipun, meskipun tarifnya mahal, atau
akan mengutamakan fungsi sosialnya, atau memiliki misi keagamaan. Contoh lain
suatu rumah makan apakah akan memiliki daya tarik suatu masakan yang khas saja,
atau justru kelengkapan macam masakan itu yang akan menjadi daya tarik utama,
apakah suasana lesehan atau suasana self
serfice yang membedakannya dari rumah makan lain.
B. Masalah
desain
Masalah kedua
adalah masalah desain, yaitu peracangan fasilitas-fasilitas produksi atau
operasi yang kan digunakan. Pengatasan masalah ini dilakukan dengan pengambilan
keputusan di bidang rancang bangun atau design
decision. contoh dari krputusan ini adalah perencanaan letak pabri, macam
proses operasi dan teknologi yang digunakan, merencankan kapasitas mesin yang
akan dipasang, perencanaan bangunan, perncanaan tata ruang (layout), dan
perencanaan lingkungan kerja.
C. Masalah
Operasional
Masalah ketiga
adalah masalah operasional, yang timbul pada saat proses produksi sudah
berjalan. Untuk mengatasi masalah ini, dilakukan dengan mengambil keputusan di
bidang opersional atau sering disebut operating
decision. Contoh dari masalah ini adalah menentukan berapa banyaknya barang
barang yang akan dihasilkan pada tahun ini, berapa banyaknya persediaan bahan
baku, barang setengah jadi, bagaimana menjadwal kerja para karyawan, pengawasan
kualitas, pembagian kerja harian, dan pengawasan biaya produksi.
Berdasarkan
masalah yang ada, dikumpulkan data yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Data yang terkumpul dianalisis, baik secara kuantitatif maupun kulitatif.
Analisis menggunakan bantuan berbagai metode analisis yang terdapat pada
bidang-bidang pengetahuan lain, seperti matematika, statistika, akuntansi,
riset operasional, dan lain-lain. Hasil
analisis data berupa beberapa alternatif pemecahan masalah dan harus dipilih
dicoba diterapkan. Apabila sesuai, maka terus dilaksanakan. Akan tetapi, jika
belum sesuai diulangi lagi dari tahap sebelumnya.
Kekurangan dalam
tahap pengambilan keputusan terjadi karena pemilihan alternatif yang kurang
tepat, ada alternatif pemecahan lainyang belum dicantumkan, analisisnya yang
kurang cermat, atau datanya yang tidak sesuai atau menyesatkan.
3. Masalah-Masalah
yang Dihadapi Dalam Produksi dan Operasi
Sesuai dengan
kegiatan yang dilakukannya, suatu lembaga selalu menghadapi persoalan yang
harus dipecahkan. Persoalan itu banyak sekali, tidak mungkin dibahas satu demi
satu. Kita dapat mengelompokkan dalam beberapa masalah seperti berikut ini :
1.
Pemilihan strategi produksi
2.
Pemilihan dan perencanaan macam barang
yang akan dihasillkan.
3.
Perencanaan kualitas.
4.
Pemilihan teknologi yang akan digunakan.
5.
Perencanaan proses.
6.
Pengukuran kerja.
7.
Perencanaan kapasitas pabrik.
8.
Perencanaan letak pabrik.
9.
Perencanaan Layout pabrik.
10.
Perencanaan bangunan pabrik
11.
Perencanaan pengangkutan barang dalam
pabrik.
12.
Sistem informasi produksi.
13.
Forecasting.
14.
Perencanaan luas produksi barang dalam
pabrik.
15.
Pembuatan master schedule
16.
Manajemen persediaan.
17.
Materials
requirement palnning.
18.
Jadwal kegiatan pabrik.
19.
Jadwal proyek.
20.
Pengawasan kualitas
21.
Pengawasan biaya produksi.
Masalah
pertama sampai dengan ketiga dapat diatasi dengan positioning decision, masalah ke-4 sampai ke-12 diatasi dengan design decision, serta masalah ke-13
sampai ke-21 diatasi dengan operating
decision.
4. Pengertian
Rantai Nilai
Rantai nilai (value chain) adalah
rangkaian kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan untuk
menghasilkan produk atau jasa. Konsep ini dipopulerkan oleh Michael Porter pada
buku Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior
Performance (1985). Menurut
konsep ini, kegiatan perusahaan dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu kegiatan
utama (primary activities) dan kegiatan pendukung (support activities).
Kegiatan utama dibagi menjadi lima, yaitu logistik masuk
(inbound logistics), manajemen operasi (operations),
logistik keluar (outbound logistics), pemasaran dan penjualan (marketing
and sales), serta pelayanan (service). Kegiatan pendukung dibagi
empat, yaitu infrastruktur perusahaan (firm infrastructure), manajemen SDM (human
resource management), teknologi (technology), serta pengadaan (procurement).

Analisis
Rantai Nilai (Analisis Value Chain) dari Porter
Porter (1980) berpendapat bahwa suatu
perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitifnya dengan mengembangkan salah
satu dari dua strategi umum yaitu low cost
strategy dan differentiation strategy.
a. Low-cost
strategy
Fokus
utama dari low - cost strategy adalah mencapai kos yang lebih rendah
secara relatifnya dibandingkan dengan kompetitor (cost leadership). Cost
leadership dapat dicapai dengan beberapa pendekatan, antara
lain economic of scale in production, experience curve effects, high cost
control, dan cost minimization dalam area research and
development, sales, atau advertizing.
b. Differentiation
strategy
Fokus
utama differentiation strategy adalah menciptakan suatu produk yang
unik bagi konsumen atau memiliki atribut yang berbeda secara signifikan dengan
produk pesaing dan atribut tersebut penting dan bernilai bagi konsumen.
Keunikan produk dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain brand
royalty, superior customer service, dealer network product
design, atau technology.
Perusahaan akan dapat
mengembangkan cost leadership ataudifferentiation tergantung
pada bagaimana perusahaan mengelola value chainyang
dimiliki. Competitive advantage akan dicapai bila perusahaan dapat
memberikan customer value yang lebih tinggi daripada kompetitor untuk
kos yang sama atau customer value yang sama untuk kos yang lebih
rendah daripada kompetitor.
5.
Metode Analisis Value Chain
Metode analisis value
chain meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Identifikasi value
chain industri, pembebanan kos, pendapatan dan aset untuk nilai aktivitas
Langkah ini harus dilakukan dengan ide
untuk mendapatkancompetitive advantage. Penilaian competitive
advantage tidak dapat diuji sepenuhnya pada level industri secara
keseluruhan. Value chain suatu industri dibagi dalam aktivitas yang
berbeda sehingga starting point analisis kos didefinisikan
dalam value chain industri kemudian menetapkan kos, pendapatan dan
aset dalam berbagai nilai aktivitas. Aktivitas ini untuk membangun blok
perusahaan dalam industri untuk manciptakan produk yang bernilai bagi pembeli.
Aktivitas-aktivitas harus diisolasi dan
dipisahkan jika sesuai dengan kondisi-kondisi berikut. Aktivitas-aktivitas
tersebut menggambarkan persentase yang signifikan dengan kos operasional,
perilaku kos ak-tivitas(cost driver) berbeda, aktivitas-aktivitas tersebut
dilakukan oleh kompetitor dalam cara yang berbeda.
Setelah mengidentifikasi value
chain, kos operasional, pendapatan dan aset harus dibebankan pada nilai
aktivitas secara individual. Untuk nilai
aktivitas intermediate, pendapatan harus ditetapkan dengan
menyesuaikan harga transfer internal dengan harga pasar.
b. Mendiagnosis Cost
Driver
Dalam akuntansi manajemen konvensional
fungsi utama suatu cost driver adalah volume output. Konsep kos
berhubungan dengan volume input, kos tetap versus kos variabel, kos
rata-rata versus kos marginal, kos volume analisis profit, analisis break
event, budget fleksibel, dan margin kontribusi. Dalam rerangka
kerja value chain sangat berbeda, volume output dipandang
untuk menangkap sejumlah kccil variasi perilaku biaya. Oleh karena
itu, biasanya digunakan cost driver multiple, yaitu cost
driver yang berbeda untuk berbagai nilai aktivitas yang berbeda. Cost
driver dibagi dalam dua kategori, yaitu struktural cost
driver dan executional cost driver.
Hitt,
Ireland, Hoskisson (2001:127) menjabarkan kembali potensi penciptaan nilai dari
aktivitas primer dan pendukung.
a.
Aktivitas Primer
1)
Inbound Logistics (logistik ke dalam), dihubungkan dengan menerima, menyimpan,
dan menyebarkan input-input ke produk. Termasuk di dalamnya penanganan bahan
baku, gudang dan kontrol persediaan.
2)
Operations (operasi), segala aktivitas yang diperlukan untuk mengkonversi
input-input yang disediakan oleh logistik masuk ke bentuk produk akhir.
Termasuk di dalamnya permesinan, pengemasan, perakitan, dan pemeliharaan
peralatan.
3)
Outbound Logistik (logistik ke luar), aktivitas-aktivitas yang melibatkan
pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian secara fisik produk final kepada
para pelanggan. Meliputi penyimpanan barang jadi di gudang, penanganan bahan
baku, dan pemrosesan pesanan.
4)
Marketing and Sales (pemasaran dan penjualan), aktivitas-aktivitas yang
diselesaikan untuk menyediakan sarana yang melaluinya para pelanggan dapat
membeli produk dan mempengaruhi mereka untuk melakukannya. Untuk secara efektif
memasarkan danmenjual produk, perusahaan mengembangkan iklan-iklan dan kampanye
professional, memilih jaringan distribusi yang tepat, dan memilih,
mengembangkan, dan mendukung tenaga penjualan mereka.
5)
Service (pelayanan), aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan atau
memelihara nilai produk. Perusahaan terlibat dalam sejumlah aktivitas yang
berkaitan dengan jasa, termasuk instalasi, perbaikan, pelatihan, dan
penyesuaian.
b.
Aktivitas Pendukung
1)
Procurement (pembelian/pengadaan), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk
membeli input-input yang diperlukan untuk memperoduksi produk perusahaan.
Input-input pembelian meliputi item-item yang semuanya dikonsumsi selama proses
manufaktur produk.
2)
Technology development (pengembangan teknologi), aktivitas-aktivitas yang
dilakukan untuk memperbaiki produk dan proses yang digunakan perusahaan untuk
memproduksinya. Pengembangan teknologi dapat dilakukan dalam bermacam-macam
bentuk, misalnya peralatan proses, desain riset, dan pengembangan dasar, dan
prosedur pemberian servis.
3)
Human resources management (manajemen sumber daya manusia), aktivitas-aktivitas
yang melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan pemberian kompensasi
kepada semua personel.
4)
Firm infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau general administration
(administrasi umum), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas
seperti general management, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan relasi
pemerintah, yang diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai melalui
infrastruktur ini, perusahaan berusaha dengan efektif dan konsisten
mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman, mengidentifikasi sumber
daya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti.
Michael
E. Porter (1998:43-44) menjelaskan mengenai tipe aktivitas. Dalam setiap
kategori aktivitas primer dan pendukung, terdapat tiga tipe aktivitas yang
memainkan peranan yang berbeda dalam keunggulan kompetitif:
1)
Langsung: aktivitas yang secara langsung terlibat dalam menciptakan nilai
kepada pembeli, seperti perakitan, bagian mesin, operasi tenaga penjualan,
periklanan, desain produk, rekrutmen, dll.
2)
Tidak Langsung: aktivitas yang memungkinkan untuk melakukan aktivitas langsung
secara terus menerus, seperti pemeliharaan, penjadwalan pengoperasian
fasilitas, tenaga administrasi penjualan, administrasi penelitian, catatan
vendor.
3)
Jaminan Kualitas: aktivitas yang menjamin kualitas kegiatan lain, seperti
pemantauan, inspeksi, pengujian, meninjau, memeriksa, menyesuaikan dan
pengerjaan ulang. Jamina kualitas tidak identik dengan manajemen mutu, karena
banyak aktivitas nilai memberikan kontribusi terhadap kualitas.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen
operasi terdiri dari dua kata, yaitu manajemen
dan operasi. Ada beberapa macam
pengertian untuk menjelaskan manajemen, tetapi yang paling populer adalah tindakan
untuk mencapai tujuan yang dilakukan dengan mengkoordinasi kegiatan orang lain.
Fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan manajemen meliputi perencanaan,
organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan, dan pengawasan. Operasi atau operations adalah kegiatan untuk
mengubah masukan (yang berupa faktor-faktor produksi/operasi) menjadi keluaran
sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya. Jadi pengertian “manajemen
operasi” adalah penerapan ilmu manjemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara
efisien.
Tugas manajemen
produksi antara lain adalah: penentuan posisi
lembaga,masalah desain, dan masalah operasional. Sedangkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam manajemen operasi anatara lain adalah :
1.
Pemilihan strategi produksi
2.
Pemilihan dan perencanaan macam barang
yang akan dihasillkan.
3.
Perencanaan kualitas.
4.
Pemilihan teknologi yang akan digunakan.
5.
Perencanaan proses.
6.
Dsb.
Rantai
nilai (value
chain) adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan untuk
menghasilkan produk atau jasa. Konsep ini dipopulerkan oleh Michael Porter pada
buku Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior
Performance (1985). Metode analisis
value chain antara laian dengan :
·
Identifikasi value
chain industri, pembebanan kos, pendapatan dan aset untuk nilai aktivitas
·
Mendiagnosis Cost
Driver
DAFTAR PUSTAKA
Subagyo,
M.B.A, Pangestu: Manajemen Operasi,
BPFE Yogyakarta, 2000.
Daft,
Richard L: Manajement, Salemba Empat,
2003.
Thanks ya, sangat membantu. Kunjungi juga ya kumpulan tugas kuliah akuntansi dan ekonomi
BalasHapus