Senin, 14 Desember 2015

makalah manajemen


MAKALAH MANAJEMEN OPERASI DAN RANTAI NILAI

Disusun oleh kelompok 13
1   .Lucky Anjani         (15820119)
2.      Lutvi Adi P           (15820114)
3.       Rifka Ayu M        (15820133)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA TAHUN 2015/2016


KATA PENGANTAR

 

Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada penyusun sehingga mampu meyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah manajemen.
Penyusun meyadari, dalam penulisan makalah ini masih ada kemukinan kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun, untuk itu, masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin membebenih kekuragannya.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah ini untuk teman teman dan semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat berguna, sebagai karya dari kita dan untuk semua amin.

Yogyakarta, 15 Desember 2015

Penyusun

DAFTAR ISI


Contents



BAB I PENDAHULUAN


1.    Latar Belakang

Dewasa ini produksi dan operasi adalah unsur yang penting dalam suatu peusahaan. Kelangsungan hidup dan mati perusahaan terdapat pada produksi dan operasinya. Perusahaan dapat berjalan sebagaimana seperti perusahaan lain apabila dalam perusahaan tersebut ada kegiatan produksi dan operasi. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen.
Kegiatan ini dalam banyak perusahaan melibatkan bagian terbesar dari karyawan dan mencakup jumlah terbesar dan asset perusahaan. Oleh karena itu, kegiatan produksi dan operasi menjadi salah satu fungsi utama dalam perusahaan. Melalui kegiatan produksi dan operasi segala sumber daya masukan perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang menghasilkan nilai tambah.

2.    Rumusan Masalah


1.    Apakah yang dimaksud dengan manajemen operasi ?
2.    Apakah tugas manajemen operasi ?
3.    Apa sajakah masalah-masalah yang dihadapi dalam produksi dan operasi ?
4.    Apakah yang dimaksud dengan rantai nilai ?
5.    Bagaimana Metode Analisis Value Chain?


BAB II PEMBAHASAN


1.    Pengertian Manajemen Operasi

Dalam setiap lembaga, semua kegiatan harus dilaksanakan sebaik-baiknya atau seoptimal mungkin. Artinya jika memperoleh manfaat, keuntungan, atau kebaikan selalu diusahakan sebanyak mungkin, sedangkan jika harus menanggung pengorbanan, membayar, atau menanggung kerugian sebaiknya diusahakan sesedikit mungkin. Dasar inilah yang dianut dalam manajemen operasi.
Manajemen operasi terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan operasi. Kata manajemen sudah sangat terkenal di masyarakat. Ada beberapa macam pengertian untuk menjelaskan manajemen, tetapi yang paling populer adalah tindakan untuk mencapai tujuan yang dilakukan dengan mengkoordinasi kegiatan orang lain. Fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan manajemen meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan, dan pengawasan.
Operasi atau operations adalah kegiatan untuk mengubah masukan (yang berupa faktor-faktor produksi/operasi) menjadi keluaran sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya. Dengan kata lain, operasi adalah kegiatan mengubah bentuk untuk menambah manfaat  atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa.nkeluaran dapat berupa barang atau jasa.
 Operasi merupakan salah satu dari fungsi-fungsi yang ada dalam suatu lembaga. Fungsi lain selain operasi adalah keuangan, personalia, pemasaran, dan lain-lain. Operasi inilah yang menetukan kemampuan suatu lembaga melayani pihak luar. Pengertian “manajemen operasi” adalah penerapan ilmu manjemen untuk mengatur kegiatan produksi  atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien.
Dahulu manajemen operasi itu dinamakan Manajemen Produksi. Penggantian istilah ini karena kadang-kadang pproduksi diartikan sebagai kegiatan untuk menghasilkan barang. Bahkan, banyak orang yang menganggap bahwa produksi itu hanya kegiatan menghasilkan barang untuk mencari laba. Ini pengertian yang sempit sebab produksi seharusnya juga dapat menghasilkan jasa, dan juga dapat dilakukan oleh lembaga yang tidak mencari laba. Oleh karena itu, sekarang digunakan istilah operasi, yang pengertiannya lebih luas. Kadang-kadang ada juga yang menggunakan istilah Manajemen Produksi/Operasi.
Tekanan dalam operasi adalah pada kegiaitan perubahan bentuk, bukan pada hasilnya. Operasi ini tidak hanya dilakukan oleh lembaga yang mencari laba, misalnya panti asuhan, pengaturan lalu lintas, dan penghijauan. Untuk menghindari keraguan pengertian, biasanya digunakan istilah manajemen produksi dan operasi untuk menyebutkan manajemen operasi. Semua masukan diubah melalui proses operasi, seperti terlihat dalam segiempat di tengah. Proses operasi ada beberapa macam, yaitu mengubah bentuk fisik, memindahkan (transportasi), menyimpan(storage), memeriksa (inspection), dan meminjamkan.
Masukan ada dua macam, yaitu masukan yang suda biasa disebut-sebut, antara lain berupa lain berupa tenaga kerja, manajer, alat-alat, fasilitas-fasilitas lain, bahan baku, tanah, eneergi, dan informasi dari luar. Yang menarik perhatian kita adalah informasi. Informasi dari luar adalah informasi informasi yang datang dari luar lembaga yang menjalankan operasi, misalnya informasi tentang jumlah penduduk, jumlah pelanggan, dan penghasilan pelanggan. Dahulu informasi dari luar tidak banyak disebut-sebut, tetapi sekarang merupakan masukan yang sangat penting. Untuk menyelesaikan yang timbul dalam masyarakat, pemerintah, pasar, persaingan, dan produksi saat ini harus didukung dengan informasi yang akurat dan tepat waktu. Kesalahan isi dan keterlambatan penerimaan informasi akan berakibat berkurangnya hasil yang diperoleh, bahkan sering menimbulkan kerugian. Pada sat ini lembaga atau perusahaan yang memiliki sistem informasi yang baik dapat berkembang lebih cepat daripada yang sistem informasinya kurang baik.
Selain masukan biasa, ada dua masukan yang sifatnya khusus, yaitu umpan balik dan partisipasi pelanggan, umapan balik atau feedback, yaitu informasi mengenai keadaan proses dan hasil operasi. Misalnya, setelah model suatu model sepeda motor dihasilkan, diketahui bahwa terdapat kelemahan dalam sistem pengapiannya. Contoh lain, tentang hasil mengajar suatu dosen pada akhir semester. Berdasarkan angket yang diketahui bahwa cara mengajar dosen kurang sistematis dan sulit diikuti. Umpan balik ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki proses dan hasilnya. Sebenarnya sekarang yang lebih bermanfaat lagi adalah umpan kedepan atau feedforeward. Dalam umpan ke depan ini sudah diketahui atau dapat diperkirakan pengaruh sesuatu hal yang sekarang belum terjadi. Kebaikan foreforward dibanding feedback dalah informasi diperoleh sebelum terjadi kesalahan atau kekurangan.
Partispasi pelanggan deperoleh apabila pelanggan tidak hanya sekedar memakai atau memutuhkan hasil keluaran, tetapi juga ikut aktif berperan dalam menghasilkan barang atau jasa. Misalnya seorang pasien dokter gigi harus melakukan gerakan-gerakan tertentu agar gigi palsunya dapat dipasang dengan baik. Pemesanan rumah ikut aktif dalam merencankan gambar bangunan sesuai dengan seleranya. Kantor Inspeksi Pajak menyerahkan pengisian SPT kepada wajib pajak. Pada pendaftaran mahasiswa baru para calon diminta untuk mengisi alamat dalam amplop surat pemberitahuan hasil ujian saringan, dan membeli perangko secukupnya.
Akhir-akhir ini tingkat pendidikan masyarakat semakin maju, pengetahuan mereka semkakin luas, dan tingkat teknologi semakin tinggi. Akibatnya, partisipasi pelanggan semakin banyak dapat digunakan. Pengawasan pelaksanaannya sekarang dapat didukung dengan kemajuan teknologi. Misalnya dengan pengisian SPT oleh peserta wajib pajak. Jika wajib pajak tidak measukkan semua penghasilannya akan diketahui oleh petugas melalai tembusan surat bukti pemotongan pajak yang diolah komputer.
Penggunaan partisipasi pelanggan memberikan keuntungan seperti berikut ini :
1.    Menghemat tenaga kerja
2.    Membagi resiko kesalahan dengan pelanggan
3.    Pelanggan merasa lebih dihargai, ikut berperan serta, dan lebih dipercaya.
Macam masukan serta keluaran antara organisasi satu dengan yang lain berbeda-beda. Hal ini tergantung pada macam kegiatan yang dilakukannya.


2.    Tugas Manajemen Produksi/Operasi

Setiap lelmbaga tentu saja dalam menjalankan kegiatannya selalu diusahakan secara efisien. Apabila perusahaan yang mencari laba biasanya selalu berusaha memaksimumkan labanya. Oleh karena itu, setiap pemecahan masalah produksi atau operasi yang ada harus mendukung usaha ini. Dalam menjalankan operasinya suatu perusahaan harus menganut prinsip ekonomis, yaitu dengan pengorbanan tertentu diusahakan untuk mencapai hasil atau untuk yang sebesar-besarnya atau untuk mencapai hasil tertentu diusahakan dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Berhubungan pasar bersifat buyers market, yang berarti pasar dikuasai oleh konsumen, maka prinsip ekonomi kedualah yang lebih banyak digunakan. Bagaimana menghasilkan barang atau jasa tertentu, dengan kualitas tertentu, dengan pengobanan atau biaya yang sekecil mungkin. Tujuannya agar produk dapat dijual dengan harga yang murah sehingga memperkuat posisi persaingan perusahaan dipasar. Untuk lembaga-lembaga tertentu, kadang-kadang prinsip ekonomi kedua lebih sering digunakan, misalnya BKKBN diberi dana yang sudah tertentu jumlahnya agar dapat memperoleh akseptor KB sebanyak mungkin.
Cara mengusahakan efisiensi kerja dilakukan dengan menggunakan bantuan ilmu pengetauhuan yang lain, misalnya matematika, statiska, riset operasional, dan akuntansi. Hasilnya dituangkan dalam berbagai macam kegiatan yang dihadapi oleh suatu lembaga, yaitu masalah positioning atau masalah penentuan posisi lembaga, masalah design, dan masalah .
A.  Penentuan Posisi Lembaga
Penentuan posisi lembaga dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan suatu lelmbaga serta aktivitas yang dilakukannya tidak asal jalan saja. Keberadaannya tepat mengenai sasaran atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta dapat berjalan secara ekonomis. Untuk menyelesaikan masalah ini, dilakukan pengambilan keputusan pada bidang penentuan posisi atau sering disebut dengan positioning decision.  Keputusan ini antara lain pemilihan strategi  berproduksi, menentukan produk(barang atau jasa) apa yang akan dimiliki oleh hasil kegiatan lembaga itu. Misalnya, jika harus ditentukan apakah itu rumah sakit umum, khusus untuk mata, khusus untuk jantung, atau kekhususan yang lain. Selain itu, apakah apakah akan mengutamakan pada kebersihannya dan kedisiplinan meskipun, meskipun tarifnya mahal, atau akan mengutamakan fungsi sosialnya, atau memiliki misi keagamaan. Contoh lain suatu rumah makan apakah akan memiliki daya tarik suatu masakan yang khas saja, atau justru kelengkapan macam masakan itu yang akan menjadi daya tarik utama, apakah suasana lesehan atau suasana self serfice yang membedakannya dari rumah makan lain.

B.  Masalah desain
Masalah kedua adalah masalah desain, yaitu peracangan fasilitas-fasilitas produksi atau operasi yang kan digunakan. Pengatasan masalah ini dilakukan dengan pengambilan keputusan di bidang rancang bangun atau design decision. contoh dari krputusan ini adalah perencanaan letak pabri, macam proses operasi dan teknologi yang digunakan, merencankan kapasitas mesin yang akan dipasang, perencanaan bangunan, perncanaan tata ruang (layout), dan perencanaan lingkungan kerja.

C.  Masalah Operasional
Masalah ketiga adalah masalah operasional, yang timbul pada saat proses produksi sudah berjalan. Untuk mengatasi masalah ini, dilakukan dengan mengambil keputusan di bidang opersional atau sering disebut operating decision. Contoh dari masalah ini adalah menentukan berapa banyaknya barang barang yang akan dihasilkan pada tahun ini, berapa banyaknya persediaan bahan baku, barang setengah jadi, bagaimana menjadwal kerja para karyawan, pengawasan kualitas, pembagian kerja harian, dan pengawasan biaya produksi.
Berdasarkan masalah yang ada, dikumpulkan data yang sesuai dengan masalah yang dihadapi. Data yang terkumpul dianalisis, baik secara kuantitatif maupun kulitatif. Analisis menggunakan bantuan berbagai metode analisis yang terdapat pada bidang-bidang pengetahuan lain, seperti matematika, statistika, akuntansi, riset operasional, dan lain-lain.  Hasil analisis data berupa beberapa alternatif pemecahan masalah dan harus dipilih dicoba diterapkan. Apabila sesuai, maka terus dilaksanakan. Akan tetapi, jika belum sesuai diulangi lagi dari tahap sebelumnya.
Kekurangan dalam tahap pengambilan keputusan terjadi karena pemilihan alternatif yang kurang tepat, ada alternatif pemecahan lainyang belum dicantumkan, analisisnya yang kurang cermat, atau datanya yang tidak sesuai atau menyesatkan.

3.    Masalah-Masalah yang Dihadapi Dalam Produksi dan Operasi

Sesuai dengan kegiatan yang dilakukannya, suatu lembaga selalu menghadapi persoalan yang harus dipecahkan. Persoalan itu banyak sekali, tidak mungkin dibahas satu demi satu. Kita dapat mengelompokkan dalam beberapa masalah seperti berikut ini :
1.             Pemilihan strategi produksi
2.             Pemilihan dan perencanaan macam barang yang akan dihasillkan.
3.             Perencanaan kualitas.
4.             Pemilihan teknologi yang akan digunakan.
5.             Perencanaan proses.
6.             Pengukuran kerja.
7.             Perencanaan kapasitas pabrik.
8.             Perencanaan letak pabrik.
9.             Perencanaan Layout pabrik.
10.              Perencanaan bangunan pabrik
11.              Perencanaan pengangkutan barang dalam pabrik.
12.              Sistem informasi produksi.
13.              Forecasting.
14.              Perencanaan luas produksi barang dalam pabrik.
15.              Pembuatan master schedule
16.              Manajemen persediaan.
17.              Materials requirement palnning.
18.              Jadwal kegiatan pabrik.
19.              Jadwal proyek.
20.              Pengawasan kualitas
21.              Pengawasan biaya produksi.
Masalah pertama sampai dengan ketiga dapat diatasi dengan positioning decision, masalah ke-4 sampai ke-12 diatasi dengan design decision, serta masalah ke-13 sampai ke-21 diatasi dengan operating decision.
                         

4.    Pengertian Rantai Nilai

Rantai nilai (value chain) adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa. Konsep ini dipopulerkan oleh Michael Porter pada buku Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance (1985). Menurut konsep ini, kegiatan perusahaan dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu kegiatan utama (primary activities) dan kegiatan pendukung (support activities). Kegiatan utama dibagi menjadi lima, yaitu logistik masuk (inbound logistics), manajemen operasi (operations), logistik keluar (outbound logistics), pemasaran dan penjualan (marketing and sales), serta pelayanan (service). Kegiatan pendukung dibagi empat, yaitu infrastruktur perusahaan (firm infrastructure), manajemen SDM (human resource management), teknologi (technology), serta pengadaan (procurement).
Analisis Rantai Nilai (Analisis Value Chain) dari Porter
Porter (1980) berpendapat bahwa suatu perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitifnya dengan mengembangkan salah satu dari dua strategi umum yaitu low cost strategy dan differentiation strategy.
a. Low-cost strategy
Fokus utama dari low - cost strategy adalah mencapai kos yang lebih rendah secara relatifnya dibandingkan dengan kompetitor (cost leadership). Cost leadership dapat dicapai dengan beberapa pendekatan, antara lain economic of scale in production, experience curve effects, high cost control, dan cost minimization dalam area research and development, sales, atau advertizing.
b.    Differentiation strategy
Fokus utama differentiation strategy adalah menciptakan suatu produk yang unik bagi konsumen atau memiliki atribut yang berbeda secara signifikan dengan produk pesaing dan atribut tersebut penting dan bernilai bagi konsumen. Keunikan produk dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain brand royalty, superior customer service, dealer network product design, atau technology.
Perusahaan akan dapat mengembangkan cost leadership ataudifferentiation tergantung pada bagaimana perusahaan mengelola value chainyang dimiliki. Competitive advantage akan dicapai bila perusahaan dapat memberikan customer value yang lebih tinggi daripada kompetitor untuk kos yang sama atau customer value yang sama untuk kos yang lebih rendah daripada kompetitor.

5.    Metode Analisis Value Chain
Metode analisis value chain meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.  Identifikasi value chain industri, pembebanan kos, pendapatan dan aset untuk nilai aktivitas
Langkah ini harus dilakukan dengan ide untuk mendapatkancompetitive advantage. Penilaian competitive advantage tidak dapat diuji sepenuhnya pada level industri secara keseluruhan. Value chain suatu industri dibagi dalam aktivitas yang berbeda sehingga starting point analisis kos didefinisikan dalam value chain industri kemudian menetapkan kos, pendapatan dan aset dalam berbagai nilai aktivitas. Aktivitas ini untuk membangun blok perusahaan dalam industri untuk manciptakan produk yang bernilai bagi pembeli.
Aktivitas-aktivitas harus diisolasi dan dipisahkan jika sesuai dengan kondisi-kondisi berikut. Aktivitas-aktivitas tersebut menggambarkan persentase yang signifikan dengan kos operasional, perilaku kos ak-tivitas(cost driver) berbeda, aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan oleh kompetitor dalam cara yang berbeda.
Setelah mengidentifikasi value chain, kos operasional, pendapatan dan aset harus dibebankan pada nilai aktivitas secara individual. Untuk nilai aktivitas intermediate, pendapatan harus ditetapkan dengan menyesuaikan harga transfer internal dengan harga pasar.
b.  Mendiagnosis Cost Driver
Dalam akuntansi manajemen konvensional fungsi utama suatu cost driver adalah volume output. Konsep kos berhubungan dengan volume input, kos tetap versus kos variabel, kos rata-rata versus kos marginal, kos volume analisis profit, analisis break event, budget fleksibel, dan margin kontribusi. Dalam rerangka kerja value chain sangat berbeda, volume output dipandang untuk menangkap sejumlah kccil variasi perilaku biaya. Oleh karena itu, biasanya digunakan cost driver multiple, yaitu cost driver yang berbeda untuk berbagai nilai aktivitas yang berbeda. Cost driver dibagi dalam dua kategori, yaitu struktural cost driver dan executional cost driver.
Hitt, Ireland, Hoskisson (2001:127) menjabarkan kembali potensi penciptaan nilai dari aktivitas primer dan pendukung.

a. Aktivitas Primer
1) Inbound Logistics (logistik ke dalam), dihubungkan dengan menerima, menyimpan, dan menyebarkan input-input ke produk. Termasuk di dalamnya penanganan bahan baku, gudang dan kontrol persediaan.
2) Operations (operasi), segala aktivitas yang diperlukan untuk mengkonversi input-input yang disediakan oleh logistik masuk ke bentuk produk akhir. Termasuk di dalamnya permesinan, pengemasan, perakitan, dan pemeliharaan peralatan.
3) Outbound Logistik (logistik ke luar), aktivitas-aktivitas yang melibatkan pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian secara fisik produk final kepada para pelanggan. Meliputi penyimpanan barang jadi di gudang, penanganan bahan baku, dan pemrosesan pesanan.
4) Marketing and Sales (pemasaran dan penjualan), aktivitas-aktivitas yang diselesaikan untuk menyediakan sarana yang melaluinya para pelanggan dapat membeli produk dan mempengaruhi mereka untuk melakukannya. Untuk secara efektif memasarkan danmenjual produk, perusahaan mengembangkan iklan-iklan dan kampanye professional, memilih jaringan distribusi yang tepat, dan memilih, mengembangkan, dan mendukung tenaga penjualan mereka.
5) Service (pelayanan), aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan atau memelihara nilai produk. Perusahaan terlibat dalam sejumlah aktivitas yang berkaitan dengan jasa, termasuk instalasi, perbaikan, pelatihan, dan penyesuaian.
b. Aktivitas Pendukung
1) Procurement (pembelian/pengadaan), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk membeli input-input yang diperlukan untuk memperoduksi produk perusahaan. Input-input pembelian meliputi item-item yang semuanya dikonsumsi selama proses manufaktur produk.
2) Technology development (pengembangan teknologi), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki produk dan proses yang digunakan perusahaan untuk memproduksinya. Pengembangan teknologi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, misalnya peralatan proses, desain riset, dan pengembangan dasar, dan prosedur pemberian servis.
3) Human resources management (manajemen sumber daya manusia), aktivitas-aktivitas yang melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan pemberian kompensasi kepada semua personel.
4) Firm infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau general administration (administrasi umum), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas seperti general management, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan relasi pemerintah, yang diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai melalui infrastruktur ini, perusahaan berusaha dengan efektif dan konsisten mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman, mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti.
Michael E. Porter (1998:43-44) menjelaskan mengenai tipe aktivitas. Dalam setiap kategori aktivitas primer dan pendukung, terdapat tiga tipe aktivitas yang memainkan peranan yang berbeda dalam keunggulan kompetitif:
1) Langsung: aktivitas yang secara langsung terlibat dalam menciptakan nilai kepada pembeli, seperti perakitan, bagian mesin, operasi tenaga penjualan, periklanan, desain produk, rekrutmen, dll.
2) Tidak Langsung: aktivitas yang memungkinkan untuk melakukan aktivitas langsung secara terus menerus, seperti pemeliharaan, penjadwalan pengoperasian fasilitas, tenaga administrasi penjualan, administrasi penelitian, catatan vendor.
3) Jaminan Kualitas: aktivitas yang menjamin kualitas kegiatan lain, seperti pemantauan, inspeksi, pengujian, meninjau, memeriksa, menyesuaikan dan pengerjaan ulang. Jamina kualitas tidak identik dengan manajemen mutu, karena banyak aktivitas nilai memberikan kontribusi terhadap kualitas.

BAB III PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

Manajemen operasi terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan operasi. Ada beberapa macam pengertian untuk menjelaskan manajemen, tetapi yang paling populer adalah tindakan untuk mencapai tujuan yang dilakukan dengan mengkoordinasi kegiatan orang lain. Fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan manajemen meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan, dan pengawasan. Operasi atau operations adalah kegiatan untuk mengubah masukan (yang berupa faktor-faktor produksi/operasi) menjadi keluaran sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya. Jadi pengertian “manajemen operasi” adalah penerapan ilmu manjemen untuk mengatur kegiatan produksi  atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien.
Tugas manajemen produksi antara lain adalah:  penentuan posisi lembaga,masalah desain, dan masalah operasional. Sedangkan masalah-masalah yang dihadapi dalam manajemen operasi anatara lain adalah :
1.             Pemilihan strategi produksi
2.             Pemilihan dan perencanaan macam barang yang akan dihasillkan.
3.             Perencanaan kualitas.
4.             Pemilihan teknologi yang akan digunakan.
5.             Perencanaan proses.
6.             Dsb.
Rantai nilai (value chain) adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa. Konsep ini dipopulerkan oleh Michael Porter pada buku Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance (1985). Metode analisis value chain antara laian dengan :
·         Identifikasi value chain industri, pembebanan kos, pendapatan dan aset untuk nilai aktivitas
·         Mendiagnosis Cost Driver




DAFTAR PUSTAKA


 Subagyo, M.B.A, Pangestu: Manajemen Operasi, BPFE Yogyakarta, 2000.
Daft, Richard L: Manajement, Salemba Empat, 2003.

1 komentar: