Pancasila
Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
1.
Nilai-nilai
Pancasila Dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Sejarah
lahirnya pancasila pada tanggal 1 agustus 1945 tidak dapat dibantah, dimana Ir.
Soekarno yang diakui sebagai tokoh nasional yang menggali pancasila.
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif
telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan
Negara. Proses terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses
sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya
kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan
Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan
Sriwijaya di bawah Syailendra di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan
Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
a.
Sejarah
Pancasila
Sejarahnya
pancasila terbentuk melalui suatu proses yang panjang mulai dari zaman kerajaan
kerjaan hinga datangnya masa penjajahan pada bangsa Indonesi. Berikut adalah
sejarah pancasila.
- Zaman Kerajaan kutai
Pada tahun
400 M indonesia memasuki sejarah, dimana ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa
(tiang batu). Raja Mulawarman menurut prasasti merupakan keturunan dari raja
Aswawarman yang membuka zaman kerajaan pertama kali di Indonesia yaitu kerajaan
kutai. Pada zaman kuno (400-1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai
integrasi dengan wilayah yang meliputi hampir separoh Indonesia dan seluruh
wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit
yang berpusat di Jawa.
- Zaman Kerajaan Sriwijaya
Abad ke VII
munculnya kerajaan wijaya di Sumatra dibawah kekuasaan bangsa Syailendra dimana
kerajaan ini merupakan kerajaan maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya.
Pada zaman itu kerajaan sriwijaya merupakan kerajaan besar yang sangat disegani
dikawasan asia selatan. Perdagangan disebut juga Tuhan An Vatakvurah bertujuan
untuk menyatukan pedagang dan pegawai raja agar mudah dalam memasarkan
dagangannya. Sistem pemerintahan juga terdapat pengurus pajak, harta benda,
kerajaan rokhaniawan yang menjadi teknis pembangunan gedung-gedung dan
patung-patung suci sehingga pada saat itu tidak dapat dilepaskan dengan nilai
ketuhanan.
- Zaman kerajaan sebelum Majapahit
Sebelum
kerajaan Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang memancangkan nilai-nilai
nasionalisme, telah muncul kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih
berganti. Kerjaan kerajaan tersebut adalah kerajaan kalinga, sanjaya yang
membantu dalam membangun candi kalasan yang didirikan dijawa tengah bersama
dengan dinasti syailendra.
Selain kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur
juga muncul kerajaan Isana, Damarwangsa dan juga kerajaan Airlanga. Diwilayah
Kediri Jawa Timur berdiri pula kerajaan Singasari yang kemudian sangat erat
hubungannya dengan berdirinya kerajaan Mahapahit.
- Zaman Kerajaan Majapahit
Kerajaan
Majapahit berdiri pada tahun 1932 dimana kerajaan tersebut mencapai zaman
keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang
dibantu oleh Laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara.
Wilayah kekuasan Majapahit saat itu terlentang luas dari semenanjung Melayu
sampai irian Barat dan pada saat itu agam Hindu dan Budha hidup secara
berdampingan. Empu Prapanca menulis buku Negarakertagama dimana dalam
kitab tersebut terdapat istilah “Pancasila”. Empu tantular mengarang buku Sutasoma,
dan didalam buku itulah kita jumpai seloka persatuan nasional, yaitu “Bhineka
Tunggal Ika”, yang bunyi lengkapnya “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrua”, artinya walaupun berbeda , namun satu jua adanya sebab tidak ada
agama yang memiliki tuhan yang berbeda.
2.
Perjuangan
Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajahan
- Zaman Penjajahan
Sejarah
mencatat bahwa Belanda berusaha untuk memperkuat kekuasaanya d Indonesia. Hal
tersebut menjadikan munculnya pahlawan kedaerahan seperti pahlawan Imam Bonjol
dari Maluku, Pangeran Diponegoro dan masih banyak lainnya.Setelah kerajaan
Majapahit runtuh maka berkembanglah agama islam yang secara bersamaan
berkembang juga kerajaan islam seperti kerajaan Demak.Bangsa asing (orang
portugis) mulai masuk ke Indonesia dengan cara berdagang. Hal tersebut membuat
banyaknya persaingan. Utuk menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri,
kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama V.O.C, yang dikalangan
rakyat dikenal dengan istilah ‘kompeni’. Dalam peraktek V.O.C banyak
paksaan sehingga rakyat mulai melakukan perlawanan. Mataram dibawah
pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) berupaya mengadakan perlawanan dan
menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan tahun 1929, walaupun tidak berhasil
meruntuhkan namun Gubernur Jendral J.P Coen tewas dalam serangan Sultan Agung
yang kedua itu.
- Zaman Kebangkitan Nasional
Pada masa
ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang
memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuataannya sendiri. Diantaranya
adalah Budi Utomo yang dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodo pada 20 Mei
1908. kemudian Sarekat Dagang Islam (SDI) tahun 1909 serta Partai Nasional
Indonesia (PNI) tahun 1927 yang didirikan oleh Soekarno, Cipto Mangunkusumo,
Sartono serta tokoh lainnya. Pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah
Pemuda sebagai penggerak kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa,
satu bangsa serta satu tanah air yaitu Indonesia Raya.
- Zaman Penjajahan Jepang
Pada tanggal
29 april 1945 merupakan ulang tahun kaisar jepang yang secara bersamaan pada
tahun tersebut juga merupakan tahun kedatangan Jepang ke Indonesia. Pada saat
itu jepang memberikan janji kepada bangsa Indonesia akan memberikan
kemerdekaan, hal tersebut dikarenakan Jepang terdesak oleh tentara sekutu.
Jepang menyarankan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu badan yang bertugas
untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia atau disingkat
dengan BPUPKI.
Pada hari
itu juga diumumkan bahwa Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat sebagai Ketua
(Kaicoo) yang kemudian mengusulkan bahwa agenda pada sidang BPUPKI adalah
membahas tentang dasar negara.
a. Proses
Perumusan Pancasila dan UUD 1945
1
Maret 1945 dibentuk BPUPKI oleh Jepang yang diketuaimoleh Dr.KRT. Radjiman
Wedyodiningrat dengan anggota sebanyak 60 orang. Sidang pertama BPUPKI dilaksamakan
pada 29 Mei 1945, dengan tokoh yang berbicara :
1) Moh.
Yamin,dengan gagasan ;
1. Peri
Kebangsaan
2. Peri
Kemanusiaan
3. Peri
Ketuhanan
4. Peri
Kerakyatan
5. Kesejahteraan
Rakyat
Setelah
pidato, beliau memberikan usul mengenai rancangan UUD RI. Dalam pembukaan dari
rancangan tersebut tercantum lima asas dasar yang berbunyi :
1. Ketuhanan
Yang Maha Esa
2. Kebangsaan
Persatuan Indonesia
3. Rasa
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan
yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
2) Ir.
Soekarno
Pada 1 Juni 1945 Ir.
Soekarno menyampaikan pidatonya di hari ketiga
Ir. Soekarno
menyampaikan dasar-dasar negara merdeka,
1. Kebangsaan
Indonesia
2. Internasionalisme
(prikemanusiaan)
3. Mufakat
4. Kesejahteraan
sosial
5. Ketuhanan
yang berkebudayaan
PIAGAM
JAKARTA
Disusun oleh 9 tokoh nasional
anggota BPUPKI mereka mengadakan sidang dan disusunlah sebuah piagam yang
dikenal dengan piagam Jakarta.
Isinya
:
1. Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan
yang adil dan beradap
3. Persatuan
indonesia
4. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2.
PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN PPKI
BPUPKI dibubarkan setelah menyelesaikan tugasnya. Jenderal Terauchi pada tanggal 7 Agustus 1945 menyetujui pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Zyumbi Inkai sebagai pengganti BPUPKI. Tugas utama PPKI adalah: mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan pergantian kekuasaan.
Pada tanggal 9 Agustus, Jenderal Terauchi memanggil 3 tokoh nasional, yakni: Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr. Radjiman Widyodiningrat. Ketiga tokoh tersebut dipanggil ke Saigon/Dalat Vietnam, untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan kemerdekaan, akan dapat dilakukan dengan segera. Adapun wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda.
BPUPKI dibubarkan setelah menyelesaikan tugasnya. Jenderal Terauchi pada tanggal 7 Agustus 1945 menyetujui pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Zyumbi Inkai sebagai pengganti BPUPKI. Tugas utama PPKI adalah: mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan pergantian kekuasaan.
Pada tanggal 9 Agustus, Jenderal Terauchi memanggil 3 tokoh nasional, yakni: Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr. Radjiman Widyodiningrat. Ketiga tokoh tersebut dipanggil ke Saigon/Dalat Vietnam, untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan kemerdekaan, akan dapat dilakukan dengan segera. Adapun wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda.
4.
Perjuangan
Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Akan tetapi, ada pihak-pihak yang tidak mengakui kedaulatan pemerintahan
Republik Indonesia. Ketika negara kita memproklamasikan kemerdekaan, tentara
Jepang masih ada di Indonesia.
Sekutu menugaskan Jepang untuk menjaga keadaan dan
keamanan di Indonesia seperti sebelum Jepang menyerah kepada Sekutu. Tugas
tersebut berlaku saat Sekutu datang ke Indonesia. Rakyat Indonesia yang
menginginkan hak-haknya dipulihkan, berusaha mengambil alih kekuasaan dari
tangan Jepang. Usaha tersebut mendapat rintangan dari pihak Jepang sehingga di
beberapa tempat terjadi pertempuran antara tentara Jepang dengan rakyat
Indonesia. Pertempuran-pertempuran tersebut menimbulkan korban di kedua belah
pihak. Ketika rakyat Indonesia sedang menghadapi Jepang, Belanda (NICA) datang
membonceng tentara Sekutu. Tujuan Belanda ingin menjajah kembali Indonesia.
Pada tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu dan pasukan NICA tiba di
Indonesia dan mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok. Tentara Sekutu membantu NICA
yang ingin membatalkan kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia tidak ingin lagi
menjadi bangsa yang terjajah. Rakyat Indonesia bangkit melawan tentara Sekutu
dan NICA. Rakyat Indonesia menggunakan senjata rampasan dari Jepang dan senjata
tradisional yang ada. Berkobarlah pertempuran di mana-mana.
6.
Pembentukan Negara Kesatuan Kembali
Belum lama
sesudah pelantikan presiden dan berdirinya Republik Indonesia Serikat {RIS},
muncul suatu peristiwa politik baru, yaitu mulai terdengar suara-suara dari
rakyat di berbagai pelosok tanah air yang menyatakan ketidakpuasannya denga
pemerintah RIS. Sebagian besar dari seluruh rakyat menentang negara-negara
boneka dan daerah-daerah otonom yang diciptakan oleh gubernur jenderal Van Mook
dan Van de Plas sebagai pemimpin NICA {Netherland Indies Civil Administration}
yang sekaligus sebagai otak dari politik devide et impera. Alasan rakyat
Indonesia yang menghendaki pembubaran negara Republik Indonesia Serikat {RIS}
dan pengembalian ke dalam bentuk Negara
Kesatuan
Republik Indonesia {NKRI} sesuai dengan Proklamasi 17 Agustus 1945, antara lain
:
- Konstitusi RIS yang membentuk negara federal menimbulkan perpecahan bangsa.
- Beberapa negara bagian dan rakyat menghendaki Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan
- Sebagian besar para pemimpin negara federal tidak memperjuangkan rakyat, tetapi lebih memihak kepada Belanda
- Rakyat Indonesia merasa tidak puas dengan hasil perundingan KMB {Konferensi Meja Bundar} yang masih memberi peluang pada pihak Belanda atas Indonesia
- Bentuk negara federal di Indonesia adalah bentukan kolonial Belanda yang tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
7. Sejarah Order lama, Pembentukan Kontituante dan Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno (1950-1959)
Sebelum Republik
Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo besar-besaran
menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga
negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, & Negara
Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal
17 Agustus 1950. Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan
menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yg menganut
sistem kabinet parlementer.
Era 1950-1959 adalah di mana
presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung mulai dari 17
Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959.
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959
·
Kembali
berlakunya UUD 1945 & tak berlakunya lagi UUDS 1950
·
Pembubaran Konstituante
·
Pembentukan MPRS
& DPAS
8. Latar Belakang Lahirnya Orde Baru
1.
Terjadinya G30SPKI
G30SPKI
merupakan suatu gerakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia. Gerakan
ini membuat kondisi ketertiban dan stabilitas di Indonesia menjadi kacau. Soeharto
( yang nanti akan menjadi presiden di orde baru ) pun diperintahkan untuk
menanganinya. Hal ini membuat Soeharto mendapat integritas yang kuat.
9.
Asas Tunggal Pancasila dan “Hegemoni” Orde Baru
Tentunya munculnya istilah atau kebijakan Asas Tunggal Pancasila disebabkan
situasi politik yang berkembang pada masa Orde Baru. Pada awal masa Orde Baru,
yakni orde yang dipimpin oleh Soeharto, meyakinkan bahwa Orde Baru yang
dipimpinnya adalah pewaris sah dan konstitusional dari presiden pertama. Dari
khasanah ideologis Sukarno, pemerintah baru ini mengambil Pancasila sebagai
satu-satunya dasar negara dan karena itu merupakan resep yang paling tepat
untuk melegitimasi kekuasaannya. Penamaan Orde Baru
dimaklumkan sebagai keinginan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat atas
munculnya keadaan baru yang lebih baik daripada keadaan lama. Reorientasi
ekonomi, politik dan hubungan internasional ditambah stabilitas nasional adalah
langkah awal yang ditegakkan oleh Orde Baru.
Kekuasaan
awal Orde Baru sanggup memberikan doktrin baru kepada masyarakat bahwa setiap
bentuk kudeta atas pemerintahan yang sah dengan mencoba mengganti ideologi
Pancasila adalah salah dan harus ditumpas sampai ke akar-akarnya. Tampaknya
‘propaganda’ itu berhasil, sehingga tampak jelas ketika rentang Oktober 1965
sampai awal 1966, terjadi peristiwa kekerasan massal yang luar biasa dasyatnya,
yaitu ‘pembantaian’ orang-orang yang dicurigai berafiliasi terhadap komunis.
10. Pembangunan Nasional
Setelah
berhasil memulihkan kondisi politik bangsa Indonesia, maka langkah selanjutnya
yang ditempuh pemerintah Orde Baru adalah melaksanakan pembangunan nasional.
Pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah waktu itu direalisasikan
melalui Pembangunan Jangka pendek dan Pembangunan Jangka Panjang Pambangunan
Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Setiap Pelita
memiliki misi pembangunan dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Sedangkan Pembangunan Jangka Panjang mencakup periode
25-30 tahun. Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan
Negara.
11.
KONSEP PEMBANGUNAN NASIONAL
Definisi awal dari pembangunan ekonomi menyatakan
bahwa pembangunan ekonomi dikatakan dapat terjadi jika pendapatan nasional riil
sebuah negara berubah dari tingkat statis dan kemudian mampu tumbuh dalam
tingkat lima sampai tujuah persen atau lebih dalam kurun waktu yang panjang.
Kelemahan terbesar dari definisi menurut ukuran ini adalah belum
memperhitungkan kenaikan jumlah penduduk.
Definisi kedua mirip dengan definisi pertama, hanya sekarang dimasukkan faktor pertambahan jumlah penduduk atau dengan kata lain pembangunan ekonomi dikatakan terjadi jika pendapatan nasional riil perkapita sebuah negara berubah dari tingkat statis dan kemudian mampu tumbuh dalam tingkat lima sampai tujuh persen atau lebih dalam kurun waktu yang panjang.
Definisi kedua mirip dengan definisi pertama, hanya sekarang dimasukkan faktor pertambahan jumlah penduduk atau dengan kata lain pembangunan ekonomi dikatakan terjadi jika pendapatan nasional riil perkapita sebuah negara berubah dari tingkat statis dan kemudian mampu tumbuh dalam tingkat lima sampai tujuh persen atau lebih dalam kurun waktu yang panjang.
12.
Pancasila
Era Reformasi
Pancasila
yang terdiri dari lima sila (Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia) merupakan satu kesatuan yang saling mengikat/menjiwai
dan memiliki motto Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna meskipun berbeda-beda
tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya,
bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Namum semenjak reformasi nilai-nilai pancasila kian
tersingkirkan, keberadaanya yang mulai dilupakan oleh generasi penerus bangsa
serta pengaruh globalissi yang semakin besar menjadi salah satu faktor
menurunnya pemahaman pancasila pada generasi muda bangsa ini dan telah
menjadikan masyarakat Indonesia kehilangan roh kebangsaannya. Akibatnya,
merosotnya moral dan lunturnya rasa kebersamaan dan persatuan masyarakat bangsa
Indonesia. Ini sudah terbukti dengan banyaknya pertikaian di masyarakat dan
aturan/undang-undang dibuat lebih mentingkan kelompok daripada kepentingan
nasional atau bangsa yang ujung-ujungnya berdampak pada aturan yang tidak
tegas alias ngambang dan penindakannya pun jadi
ragu/ngambang pula.
Pelaksanaan Pancasila pada masa reformasi cenderung meredup dan tidak
adanya istilah penggunaan Pancasila sebagai propoganda praktik penyelenggaraan
pemerintahan. Hal ini terjadi lebih dikarenakan oleh adanya globalisasi yang
melanda Indonesia. Masyarakat terbius akan kenikmatan hedonisme yang dibawa
oleh paham baru yang masuk sehingga lupa dari mana, di mana, dan untuk siapa
sebenarnya mereka hidup. Seakan-akan mereka melupakan bangsanya sendiri yang
dibangun dengan semangat juang yang gigih dan tanpa memandang perbedaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar