Kamis, 08 Oktober 2015

Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa



Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

1.    Nilai-nilai Pancasila Dalam Sejarah Bangsa Indonesia
Sejarah lahirnya pancasila pada tanggal 1 agustus 1945 tidak dapat dibantah, dimana Ir. Soekarno yang diakui sebagai tokoh nasional yang menggali pancasila. Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara. Proses terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
a.      Sejarah Pancasila
Sejarahnya pancasila terbentuk melalui suatu proses yang panjang mulai dari zaman kerajaan kerjaan hinga datangnya masa penjajahan pada bangsa Indonesi. Berikut adalah sejarah pancasila.
  1. Zaman Kerajaan kutai
Pada tahun 400 M indonesia memasuki sejarah, dimana ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu). Raja Mulawarman menurut prasasti merupakan keturunan dari raja Aswawarman yang membuka zaman kerajaan pertama kali di Indonesia yaitu kerajaan kutai. Pada zaman kuno (400-1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai integrasi dengan wilayah yang meliputi hampir separoh Indonesia dan seluruh wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit yang berpusat di Jawa.
  1. Zaman Kerajaan Sriwijaya
Abad ke VII munculnya kerajaan wijaya di Sumatra dibawah kekuasaan bangsa Syailendra dimana kerajaan ini merupakan kerajaan maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya. Pada zaman itu kerajaan sriwijaya merupakan kerajaan besar yang sangat disegani dikawasan asia selatan. Perdagangan disebut juga Tuhan An Vatakvurah bertujuan untuk menyatukan pedagang dan pegawai raja agar mudah dalam memasarkan dagangannya. Sistem pemerintahan juga terdapat pengurus pajak, harta benda, kerajaan rokhaniawan yang menjadi teknis pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga pada saat itu tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan.
  1. Zaman kerajaan sebelum Majapahit
Sebelum kerajaan Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang memancangkan nilai-nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti. Kerjaan kerajaan tersebut adalah kerajaan kalinga, sanjaya yang membantu dalam membangun candi kalasan yang didirikan dijawa tengah bersama dengan dinasti syailendra.
Selain kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur juga muncul kerajaan Isana, Damarwangsa dan juga kerajaan Airlanga. Diwilayah Kediri Jawa Timur berdiri pula kerajaan Singasari yang kemudian sangat erat hubungannya dengan berdirinya kerajaan Mahapahit.
  1. Zaman Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1932 dimana kerajaan tersebut mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasan Majapahit saat itu terlentang luas dari semenanjung Melayu sampai irian Barat dan pada saat itu agam Hindu dan Budha hidup secara berdampingan. Empu Prapanca menulis buku Negarakertagama dimana dalam kitab tersebut terdapat istilah “Pancasila”. Empu tantular mengarang buku Sutasoma, dan didalam buku itulah kita jumpai seloka persatuan nasional, yaitu “Bhineka Tunggal Ika”, yang bunyi lengkapnya “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”, artinya walaupun berbeda , namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki tuhan yang berbeda.
2.    Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajahan
  1. Zaman Penjajahan
Sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha untuk memperkuat kekuasaanya d Indonesia. Hal tersebut menjadikan munculnya pahlawan kedaerahan seperti pahlawan Imam Bonjol dari Maluku, Pangeran Diponegoro dan masih banyak lainnya.Setelah kerajaan Majapahit runtuh maka berkembanglah agama islam yang secara bersamaan berkembang juga kerajaan islam seperti kerajaan Demak.Bangsa asing (orang portugis) mulai masuk ke Indonesia dengan cara berdagang. Hal tersebut membuat banyaknya persaingan. Utuk menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri, kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama V.O.C, yang dikalangan rakyat dikenal dengan istilah ‘kompeni’. Dalam peraktek V.O.C banyak paksaan sehingga rakyat mulai melakukan perlawanan. Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan tahun 1929, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J.P Coen tewas dalam serangan Sultan Agung yang kedua itu.
  1. Zaman Kebangkitan Nasional
Pada masa ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuataannya sendiri. Diantaranya adalah Budi Utomo yang dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodo pada 20 Mei 1908. kemudian Sarekat Dagang Islam (SDI) tahun 1909 serta Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 yang didirikan oleh Soekarno, Cipto Mangunkusumo, Sartono serta tokoh lainnya. Pada tanggal 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda sebagai penggerak kebangkitan nasional yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air yaitu Indonesia Raya.
  1. Zaman Penjajahan Jepang
Pada tanggal 29 april 1945 merupakan ulang tahun kaisar jepang yang secara bersamaan pada tahun tersebut juga merupakan tahun kedatangan Jepang ke Indonesia. Pada saat itu jepang memberikan janji kepada bangsa Indonesia akan memberikan kemerdekaan, hal tersebut dikarenakan Jepang terdesak oleh tentara sekutu. Jepang menyarankan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia atau disingkat dengan BPUPKI.
Pada hari itu juga diumumkan bahwa Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat sebagai Ketua (Kaicoo) yang kemudian mengusulkan bahwa agenda pada sidang BPUPKI adalah membahas tentang dasar negara.
a.       Proses Perumusan Pancasila dan UUD 1945
1 Maret 1945 dibentuk BPUPKI oleh Jepang yang diketuaimoleh Dr.KRT. Radjiman Wedyodiningrat dengan anggota sebanyak 60 orang. Sidang pertama BPUPKI dilaksamakan pada 29 Mei 1945, dengan tokoh yang berbicara :
1)      Moh. Yamin,dengan gagasan ;
1.      Peri Kebangsaan
2.      Peri Kemanusiaan
3.      Peri Ketuhanan
4.      Peri Kerakyatan
5.      Kesejahteraan Rakyat
Setelah pidato, beliau memberikan usul mengenai rancangan UUD RI. Dalam pembukaan dari rancangan tersebut tercantum lima asas dasar yang berbunyi :
1.      Ketuhanan Yang Maha Esa
2.      Kebangsaan Persatuan Indonesia
3.      Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
5.      Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

2)      Ir. Soekarno
Pada 1 Juni 1945 Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya di hari ketiga
Ir. Soekarno menyampaikan dasar-dasar negara merdeka,
1.      Kebangsaan Indonesia
2.      Internasionalisme (prikemanusiaan)
3.      Mufakat
4.      Kesejahteraan sosial
5.      Ketuhanan yang berkebudayaan
PIAGAM JAKARTA
            Disusun oleh 9 tokoh nasional anggota BPUPKI mereka mengadakan sidang dan disusunlah sebuah piagam yang dikenal dengan piagam Jakarta.
Isinya :
1.      Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2.      Kemanusiaan yang adil dan beradap
3.      Persatuan indonesia
4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2.       PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN PPKI
BPUPKI dibubarkan setelah menyelesaikan tugasnya. Jenderal Terauchi pada tanggal 7 Agustus 1945 menyetujui pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Zyumbi Inkai sebagai pengganti BPUPKI. Tugas utama PPKI adalah: mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan pergantian kekuasaan.


Pada tanggal 9 Agustus, Jenderal Terauchi memanggil 3 tokoh nasional, yakni: Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr. Radjiman Widyodiningrat. Ketiga tokoh tersebut dipanggil ke Saigon/Dalat Vietnam, untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan kemerdekaan, akan dapat dilakukan dengan segera. Adapun wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda.
4.        Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Akan tetapi, ada pihak-pihak yang tidak mengakui kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia. Ketika negara kita memproklamasikan kemerdekaan, tentara Jepang masih ada di Indonesia.
Sekutu menugaskan Jepang untuk menjaga keadaan dan keamanan di Indonesia seperti sebelum Jepang menyerah kepada Sekutu. Tugas tersebut berlaku saat Sekutu datang ke Indonesia. Rakyat Indonesia yang menginginkan hak-haknya dipulihkan, berusaha mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang. Usaha tersebut mendapat rintangan dari pihak Jepang sehingga di beberapa tempat terjadi pertempuran antara tentara Jepang dengan rakyat Indonesia. Pertempuran-pertempuran tersebut menimbulkan korban di kedua belah pihak. Ketika rakyat Indonesia sedang menghadapi Jepang, Belanda (NICA) datang membonceng tentara Sekutu. Tujuan Belanda ingin menjajah kembali Indonesia.
Pada tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu dan pasukan NICA tiba di Indonesia dan mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok. Tentara Sekutu membantu NICA yang ingin membatalkan kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia tidak ingin lagi menjadi bangsa yang terjajah. Rakyat Indonesia bangkit melawan tentara Sekutu dan NICA. Rakyat Indonesia menggunakan senjata rampasan dari Jepang dan senjata tradisional yang ada. Berkobarlah pertempuran di mana-mana.

6.      Pembentukan Negara Kesatuan Kembali
Belum lama sesudah pelantikan presiden dan berdirinya Republik Indonesia Serikat {RIS}, muncul suatu peristiwa politik baru, yaitu mulai terdengar suara-suara dari rakyat di berbagai pelosok tanah air yang menyatakan ketidakpuasannya denga pemerintah RIS. Sebagian besar dari seluruh rakyat menentang negara-negara boneka dan daerah-daerah otonom yang diciptakan oleh gubernur jenderal Van Mook dan Van de Plas sebagai pemimpin NICA {Netherland Indies Civil Administration} yang sekaligus sebagai otak dari politik devide et impera. Alasan rakyat Indonesia yang menghendaki pembubaran negara Republik Indonesia Serikat {RIS} dan pengembalian ke dalam bentuk Negara 
Kesatuan Republik Indonesia {NKRI} sesuai dengan Proklamasi 17 Agustus 1945, antara lain :
  1. Konstitusi RIS yang membentuk negara federal menimbulkan perpecahan bangsa.
  2. Beberapa negara bagian dan rakyat menghendaki Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan
  3. Sebagian besar para pemimpin negara federal tidak memperjuangkan rakyat, tetapi lebih memihak kepada Belanda
  4. Rakyat Indonesia merasa tidak puas dengan hasil perundingan KMB {Konferensi Meja Bundar} yang masih memberi peluang pada pihak Belanda atas Indonesia
  5. Bentuk negara federal di Indonesia adalah bentukan kolonial Belanda yang tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

 

7.    Sejarah Order lama, Pembentukan Kontituante dan Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno (1950-1959)

Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, & Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950. Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yg menganut sistem kabinet parlementer.
Era 1950-1959 adalah  di mana presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959.

Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959

·         Kembali berlakunya UUD 1945 & tak berlakunya lagi UUDS 1950
·         Pembubaran Konstituante
·         Pembentukan MPRS & DPAS

8.    Latar Belakang Lahirnya Orde Baru

1. Terjadinya G30SPKI
G30SPKI merupakan suatu gerakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia. Gerakan ini membuat kondisi ketertiban dan stabilitas di Indonesia menjadi kacau. Soeharto ( yang nanti akan menjadi presiden di orde baru ) pun diperintahkan untuk menanganinya. Hal ini membuat Soeharto mendapat integritas yang kuat.
9.    Asas Tunggal Pancasila dan “Hegemoni” Orde Baru
Tentunya munculnya istilah atau kebijakan Asas Tunggal Pancasila disebabkan situasi politik yang berkembang pada masa Orde Baru. Pada awal masa Orde Baru, yakni orde yang dipimpin oleh Soeharto, meyakinkan bahwa Orde Baru yang dipimpinnya adalah pewaris sah dan konstitusional dari presiden pertama. Dari khasanah ideologis Sukarno, pemerintah baru ini mengambil Pancasila sebagai satu-satunya dasar negara dan karena itu merupakan resep yang paling tepat untuk melegitimasi kekuasaannya. Penamaan Orde Baru dimaklumkan sebagai keinginan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat atas munculnya keadaan baru yang lebih baik daripada keadaan lama. Reorientasi ekonomi, politik dan hubungan internasional ditambah stabilitas nasional adalah langkah awal yang ditegakkan oleh Orde Baru.
Kekuasaan awal Orde Baru sanggup memberikan doktrin baru kepada masyarakat bahwa setiap bentuk kudeta atas pemerintahan yang sah dengan mencoba mengganti ideologi Pancasila adalah salah dan harus ditumpas sampai ke akar-akarnya. Tampaknya ‘propaganda’ itu berhasil, sehingga tampak jelas ketika rentang Oktober 1965 sampai awal 1966, terjadi peristiwa kekerasan massal yang luar biasa dasyatnya, yaitu ‘pembantaian’ orang-orang yang dicurigai berafiliasi terhadap komunis.

10.              Pembangunan Nasional

·         Trilogi Pembangunan
Setelah berhasil memulihkan kondisi politik bangsa Indonesia, maka langkah selanjutnya yang ditempuh pemerintah Orde Baru adalah melaksanakan pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah waktu itu direalisasikan melalui Pembangunan Jangka pendek dan Pembangunan Jangka Panjang Pambangunan Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Setiap Pelita memiliki misi pembangunan dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sedangkan Pembangunan Jangka Panjang mencakup periode 25-30 tahun. Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara.
11.              KONSEP PEMBANGUNAN NASIONAL
Definisi awal dari pembangunan ekonomi menyatakan bahwa pembangunan ekonomi dikatakan dapat terjadi jika pendapatan nasional riil sebuah negara berubah dari tingkat statis dan kemudian mampu tumbuh dalam tingkat lima sampai tujuah persen atau lebih dalam kurun waktu yang panjang. Kelemahan terbesar dari definisi menurut ukuran ini adalah belum memperhitungkan kenaikan jumlah penduduk. 
Definisi kedua mirip dengan definisi pertama, hanya sekarang dimasukkan faktor pertambahan jumlah penduduk atau dengan kata lain pembangunan ekonomi dikatakan terjadi jika pendapatan nasional riil perkapita sebuah negara berubah dari tingkat statis dan kemudian mampu tumbuh dalam tingkat lima sampai tujuh persen atau lebih dalam kurun waktu yang panjang.
12.              Pancasila Era Reformasi
Pancasila yang terdiri dari lima sila (Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) merupakan satu kesatuan yang saling mengikat/menjiwai dan memiliki motto Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
 Namum  semenjak reformasi nilai-nilai pancasila kian tersingkirkan, keberadaanya yang mulai dilupakan oleh generasi penerus bangsa serta pengaruh globalissi yang semakin besar menjadi salah satu faktor menurunnya pemahaman pancasila pada generasi muda bangsa ini dan  telah menjadikan masyarakat Indonesia kehilangan roh kebangsaannya. Akibatnya, merosotnya moral dan lunturnya rasa kebersamaan dan persatuan masyarakat bangsa Indonesia. Ini sudah terbukti dengan banyaknya pertikaian di masyarakat dan aturan/undang-undang dibuat lebih mentingkan kelompok daripada kepentingan nasional atau bangsa yang ujung-ujungnya  berdampak pada aturan yang tidak tegas alias ngambang dan penindakannya pun jadi ragu/ngambang pula.
Pelaksanaan Pancasila pada masa reformasi cenderung meredup dan tidak adanya istilah penggunaan Pancasila sebagai propoganda praktik penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini terjadi lebih dikarenakan oleh adanya globalisasi yang melanda Indonesia. Masyarakat terbius akan kenikmatan hedonisme yang dibawa oleh paham baru yang masuk sehingga lupa dari mana, di mana, dan untuk siapa sebenarnya mereka hidup. Seakan-akan mereka melupakan bangsanya sendiri yang dibangun dengan semangat juang yang gigih dan tanpa memandang perbedaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar