KATA
PENGANTAR
Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita
memuji-Nya, memohon pertolongan dari-Nya, meminta ampunan dari-Nya dan meminta
perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kita serta keburukan amal perbuatan
kita. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Karena hidayah-Nya pula, Alhamdulillah, kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Hal-hal yang Mengotori Akidah” ini sebagai
tugas dari mata kuliah Tauhid tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini saya ucapkan
terima kasih kepada Bapak M. Jamil ,M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah
Tauhid yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga makalah
ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Akhirnya kami
mohon kritik dan saran untuk lebih sempurnanya makalah ini. Selanjutnya kami
berharap makalah yang sederhana ini bermanfaat, terutama bagi yang
membutuhkannya.
Yogyakarta, 8 Oktober 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
a.
Latar Belakang.....................................................................................................................1
b.
Rumusan Masalah................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................
2
1. Pengertian
Akidah...............................................................................................................
2
2. Hal-hal yang
Mengotori Akidah.........................................................................................
2
a.
Paham Syirik...........................................................................................................
2
b.
Tahayul dan Khufarat.............................................................................................
5
c.
Tawasul Wal Wasilah.............................................................................................
6
d.
Paham Kebatinan....................................................................................................
7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................
9
1. Jawaban
Pertanyaan............................................................................................................
9
2. Kesimpulan.........................................................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Islam adalah agama yang
sempurna, agama mengatur dengan jelas tata cara menjalani kehidupan dengan baik
dan benar. Kehidupan seseorang berbeda dengan kehidupan orang
lain. Masalah datang silih berganti,
cobaan semakin merapuhkan badan, rintangan semakin
di depan dan setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda
dalam menyelesaikan setiap masalahnya. Ada yang sesuai dengan akidah seperti
tetap berusaha, sabar, tawakal, dan berdo'a. Begitu pun
sebaliknya ada yang menyelesaikan masalahnya dengan
cara-cara yang merusak dan mengotori akidah diantaranya:
syirik, kufur, murtad, nifak dan sebagainya.
Di
zaman sekarang ini banyak orang-orang yang
memilih cara-cara yang bertentangan dengan
akidah islam. Yang mereka
inginkan adalah bagaimana masalah tersebut dapat selesai
dengan cepat tanpa memikirkan bertentangan tidaknya dengan akidah
islam. Misalkan mereka datang ke seorang dukun,
menggunakan jimat dan sebagainya. Mereka seakan lupa
dengan hakikat dirinya sebagai hamba Allah yang harus menyembah dan meminta
pertolongan hanya kepada-Nya.
Allah swt melarang
dengan keras perbuatan-perbuatan yang dapat
merusak dan mengotori akidah islamiyah diantaranya melakukan perbuatan syirik,
kufur, nifak dan murtad karena perbuatan tersebut akan
menjerumuskan manusia ke dalam neraka.
II. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah yang dimaksud dengan akidah ?
2.
Apa saja hal yang mengotori akidah yang
mengotori akidah ?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Akidah
Akidah secara etimologi berasal dari kata ‘Aqd yang berarti pengikatan.
Aqidah adalah apa yang diyakini seseorang. Jika dikatakan, “ Dia mempunyai
aqidah yang benar, “ Maka akidahnya bebasdari keraguan”.
Aqidah merupakan perbuatan hati,yaitu kepercayaan hati dan pembenaranya kepada
sesuatu.
Aqidah secara syara’ yaitu iman kepada Allah, malaikat-malaikat,
kitab-kitab,dan Rasul-rasulnya, serta kebangkitan/hidup kembali setelah mati dan
beriman kepada Qada dan Qadar. Hal ini juga disebut sebagai rukun iman.
Syari’at dibagi menjadi dua : i’tiqodiyah danamaliah
I’tiqodiyah adalah
hal-hal yang tidak berhubungan dengan tata cara amal. Seperti i’tiqod
(kepercayaan) terhadap Allah swt dan kewajiban beribadah kepadaNya, juga
beri’tiqod terhadap rukun-rukun iman. Hal ini disebut
ashliyah (pokok agama).
Sedangkan amaliyah adalah
segala yangaberhubungan dengantata cara amal, seperti sholat, zakat, puasa dan
seluruhhukum-hukum amaliyah. Bagian ini disebut far’iyah(cabang agama), karena
ia dibangun diatas i’tiqodiah. Benar dan rusaknya amaliyah tergantung dari
benar dan rusaknya i’tiqodiyah.
Maka aqidah yang benar adalah fundamen dari bangunan agama serta merupakan
syarat syahnya amal. Sebagaimana firman Allah swt yang artinya “ Barang siapa
mengharap Perjumpaan dengan Tuhanya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
shahih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada
Tuhanya, (Q.S. Al-Kahfi: 110).
2.
Hal-hal
yang Dapat Mengotori Akidah
Dapat
kita ketahui bahwa penyelewengan akidah itu banyak bentuknya, akan tetapi di
negeri kita yang dianggap paling berbahaya hanya empat yaitu, “Paham syirik,
tahayul dan khurafat, tasawul wal wasilah dan yang keempat yaitu paham
kebatinan”. Keempat perkara inlah yang harus dibasmi sampai akar-akarnya.
a. Paham Syirik
1. Pengertian Syirik
Syirik Menurut bahasa atau
etimologi berasal dari kata : Ø´َرَÙƒَ – ÙŠَØ´ْرِÙƒُ – Ø´ِرْÙƒًاyang artinya
: penyekutuan atau penyerikatan. Menurut istilah atau terminoligi,syirik adalah
keyakinan bahwa Allah lebih dari satu. Jadi syirik adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain dalam
bentuk perkataan, pegangan, perbuatan dan iktiqad, sehingga ibadah itu tidak
ditujukan kepada Allah SWT.
Syirik adalah dosa terbesar seorang manusia yang
mendurhakai Allah. Allah Swt berfirman dalam Q.S Luqman: 13 Artinya: “Sesungguhnya syirik itu adalah kedzaliman
yang besar”.
Setiap orang beriman
harus membasmi paham ini. Inilah yang dibasmi oleh Nabi-Nabi di zaman dahulu.
Akan tetapi paham syirik ini masih ada sampai sekarang. Inilah yang dibenci
Allah SWT, sehingga Allah berjanji tidak akan mengampuninya dosa-dosa yang
syirik itu. Syirik adalah dosa yang tidak akan terampuni oleh Allah. Perbuatan syirik seharusnya
dapat dihilangkan dari diri kita. Dalam firman Allah SWT dalam surat An Nisa’
ayat 116 menjelaskan tentang orang musyik yang dilaknat oleh Allah SWT.
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa-dosa orang musyrik orang yang mempersekutukan
Allah dengan sesuatu dan dia (Allah) akan mengampuni dosa-dosa selain ia, bagi
barang siapa yang syirik yaitu mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka
betul-betul dia telah sesat.Allah sangat murka kepada orang musyrik sehingga
apa saja yang mereka kerjakan Allah tidak akan memberinya pahala, agama lama
banyak yang mirip agama syirik seperti agama majusi yang ada di negeri Persia
adalah agama syirik, mempercayai tuhan lebih dari satu yaitu tuhan gelap dan
tuhan terang. Orang hindu mengakui adanya tuhan brahma, wisnu dan siwa begitu
halnya dengan agama lain selain islam.”
Melihat dari
bentuk, dosa-dosa ada tiga bagian. Pertama dosa kecil, yaitu salah lihat, salah
dengar salah omong, salah raba dan lain-lain, ini hapus oleh pahala ibadat.
Kedua dosa besar, ini harus bertobat baru hapus. Dan yang ketiga dosa yang
tidak diampuni Tuhan. Yaitu dosa syirik, dosa durhaka kepada ibu bapak dan yang
ketiga ialah dosa orang yang baru akan mati saja baru bertaubat. Dosa syirik
itu selain tidak diampuni maka oleh Allah dilarang oleh memintakan ampunan
untuknya. Sekalipun nabi sendiri juga dilarang.
2. Hal-hal yang
Termasuk Syirik
·
Mempercayai
khayalan sihir
Pada jaman
jahiliyah dulu, orang-orang mengingkari ajaran Al-Qur’an karena lebih percaya
kepada buku-buku sihir. Pada saat itu Al-Qur’an dianggap tidak dapat memberikan
informasi nasib mereka untuk masa ini dan yang akan datang. Dengan percaya
primbon atau buku-buku sihir mereka lebih mantap dan dapat menenangkan hati
mereka padahal ramalan tersebut itu belum tentu benar. Sihir tidak hanya
terdapat pada jaman jahiliyah dulu, tapi masih ada sampai saat ini. Dalam
masyarakat saat ini masih banyak yang menggunakan sihir dan masih dipercayai.
Contohnya bisa kebal terhadap senjata, bisa menghilang dan masih banyak lagi.
Sesungguhnya sihir adalah ilham dan inspirasidari setan yang diperdengarkan
kepada pengikutnya. Padahal semua kekuatan atau kelebihan itu selalu datangnya
dari Allah Swt. Sehingga orang yang terbujuk oleh rayuan setan itu termasuk
orang yang musyrik.
·
Perdukunan
Dukun
merupakan pengaplikasian dari penggunaan sihir. Disaat ini masih ada orang yang
percaya dengan dukun.
M. Thalib, 100 Karakter Syirik & Jahiliyah
(Solo: Ramadhani, 1994), hlm. 60-61
Mereka yang
percaya dengan dukun, selalu mempertanyakan nasib, atau meminta mantra agar
menjadi sakti bahkan untuk menyembuhkan penyakit. Padahal dengan kita
mempercayai hal tersebut maka orang itu termasuk orang yang musyrik. Dan
dosanya tidak akan diampuni oleh Allah Swt.
·
Memakai jimat
Jimat atau tamimah biasanya digantungkan
di leher, di lengan, di pinggang dan pada tempat-tempat lain untuk tangkal
penyakit, atau untuk mendapatkan keberkahan, atau perbuatan dukun-dukun pada
zaman jahiliah. Katanya untuk penangkal penyakit, atau untuk pembendung sihir
dari orang yang menyihir. Nabi melarang orang menggantungkan jimat pada tubuh
orang yang sakit.
·
Guna-guna (do’a pakasih) termasuk syirik
Guna-guna atau pellet yaitu
perbuatan yang memakai jampi-jampi dan ramuan untuk membuat seorang perempuan
jatuh cinta kepadanya. Atau sebaliknya, laki-laki yang jatuh cinta kepada
perempuan. Jampi-jampi yang termasuk syirik ini dilarang oleh nabi saw.
·
Minta berkah kepada kayu atau batu
Lata dan Uzza itu adalah patung yang
terdapat di sekeliling ka’bah. Sedangkan munah patung batu yang terletak di
atas bukit saffa. Ketiga patung ini dijadikan tempat untuk minta berkah oleh
orang-orang musyrik Arab pada zaman jahiliah. Kepada patung inilah mereka duduk
bersimpuh, sujud minta berkah. Hal ini termasuk syirik. Begitu juga orang yang
memantau di bawah pohon kayu, atau di atas batu besar. Memantau yaitu membawa
api kayam (ayam bakar) batih beras rending, kemenyan dan minyak wangi untuk
memanggil makhluk halus. Maksudnya minta tolong kepada makhluk ini supaya
jangan mengganggu atau untuk mendapatkan apa-apa yang diinginkan.
Halimuddin, Kembali
Kepada Akidah Islam (Jakarta:Rineka Cipta, 1990), hlm. 10-18
·
Minta hujan kepada
bintang termasuk syirik
Minta turun hujan kepada
bintang-bintang hukumnya adalah syirik. Menurut kebiasaan orang-orang musyrik
makkah pada zaman jahiliah, apabila mereka itu ingin turun hujan, atau ingin
panas terik, mereka pergi ke dukun. Oleh dukun dibacakan jampi-jampi minta
kepada dewa bintang supaya turun hujan. Atau sebaliknya, apabila hari musim
penghujan, maka dukun ini minta supaya hari dipanaskan. Di negeri kita terkenal
dengan “tukang sarang hari”. Perbuatan
ini termasuk syirik.
b.
Tahayul dan Khurafat
1. Pengertian
Tahayul dan Khurafat
Tahayul
yaitu cerita-cerita bohong, tidka masuk akal dihubungkan dengan akidah. Cerita
dan dongeng-dongengan orang dahulu kala. Ini yang paling cepat membekukanotak
dan membuat orang menjadi penakut dan pemalas. Ini harus dibasmi oleh setiap
orang yang beriman. Cerita-cerita bohong yang tidak masuk akal ini menurut
penyelidikan berasal dari peninggalan agama lama, diantaranya agama animis di
zaman purba.
Tahayul
itu luas, selain dari cerita-cerita yang tidak masuk akal, juga mengenai
keutamaan-keutamaan hari dan waktu. Dikatakan , “Kalau akan bepergian jangan
berangkat hari Selasa dan hari Sabtu, sebab kedua hari ini adalah sial”,
katanya. Begitu juga mengenai waktu. Kalau hendak bepergian hendaklah dimulai
jam sekian sampai jam sekian. Cerita dukun-dukun dari zaman neolitikum ini akan
merusak akidah, membuat jiwa menjadi kerdil, dan orang-orang menjadi penakut.
Oleh karena cerita ini merusak akidah maka harus dibasmi.
Sekarang
mari kita lihat pula apa yang dimaksud dengan khurafat. Berbeda dengan tahayul,
maka khurafat ini bukan cerita, tetapi kepercayaan kepada yang gaib yang tidak
bersumberkan kepada Al-Qur’an dan hadist. Hal-hal ghaib yang menjadi rukun iman
dalam islam hanya enam perkara. Yaitu percaya kepada Allah, percaya kepada
Malaikat, percaya kepada Rasul, percaya kepada kitab, percaya kepada hari
kiamat dan percaya qadha dan qadar. Nasib malang dan mujur itu sudah merupakan
ketentuan Allah SWT. Hanya enam tidak lebih dari itu.
Di
dalam islam tidak mengenal istilah sakti. Kepercayaan kepada yang ghaib, tidak
berdasarka Al-Qur’aan dan hadist, inilah yang disebut khurafat. Ini dilarang. Khurafat
ini ada yang berasal dari sisa-sisa agama lama, ada pula yang datang dari agama
lain dan ada pula yang tumbuh di kalangan umat islam itu sendiri. Di antara
sebab-sebab terjadinya penyelewengan akidah ini maka tahayul dan khurafat ini
cukup berbahaya. Hal ini sudah terasa oleh nabi ketika di masih hidup.
Rasullullah
pernah mengatakan: Yang paling aku takuti sepeninggal aku ananti ialah. “ Akan
ada dalam golongan umatku nanti orang-orang pembohong. Membuat-buat cerita yang
tidak berdasarkan Al-Qur’an dan hadist”. Kata Nabi selajutnya, “ Barangsiapa
yang berbuat bohong terhadap apa yang aku Sampaikan, maka untuknya disediakan
tempat duduknya dalam neraka”.
Selain
dari mengenai peristiwa di akhirat maka khurafat ini juga ada yang mengenai
percaya tentang adanya Jin laut bagi orang-orang yang bertempat tingal di
pantai. Percaya tentang adanya orang halus yang bertempat di gunung-gunung,
atau di atas bukit batu, atau di dalam goa-goa gelap yang mengerika juga
tentang betuahnya binatang peliharaan. Begitu juga tentang kisah akan munculnya
Al Mahdi. Hal ini betul-betul merupakan khurafat yang berbahaya. Berdasarkan
inilah timbulnya nabi-nabi palsu yang akhir-akhir ini jumlahnya meningkat.
Semua ini adalah khurafat karena tidak berdasarkan Al-Qur’an dan hadist Nabi
SAW. Sebab itu harus dibasmi karena termasuk penyelewengan akidah.
c. Tawasul Wal
Wasilah
1. Pengertian
Tawasul Wal Wasilah
Tawasul
yaitu berdo’a kepada Allah dengan memakai perantara. Ada yang dengan
perantaraan amal saleh, ada yang dengan perantaraan orang yang masih hidup, dan
ada pula dengan perantaan orang sudah meninggal. Yang terakhir ini yang
dilarang. Orang yang bertawasul kepada pekuburan orang-orang yang keramat itu
adalah sisa-sisa dari peninggalan dari orang-orang musyrik pada zaman Nabi Nuh
a.s.
Orang-orang
Makkah pada zaman jahilliah masih mengakui bahwa Allah sebagai Tuhan Yang Maha
Tinggi. Yang menjadikan langit dan bumi dan yang menjadikan alam semesta ini.
Tapi disamping Allah ada Tuhan-Tuhan lain yang mereka sembah. Menurut anggapan
orang-orang musyrik Makkah ketika itu Allah disamakan dengan raja-raja di
dunia. Mempunyai pegawai, mempunyai pengiring, mempunyai pembantu.
Demikian
juga nenek moyang kita zaman dahulu, yang hidup pada zaman animisme. Mereka
menyembah kayu besa, batu-batu besar, ke tempat-tempat yang dianggap sakti,
karena menurut anggapan mereka di sinilah bertempatnya orang-orang halus yang
akan menolong menyampaikan do’a atau permintaannya itu kepada Yang Mempunyai
Kekuasaan Tinggi Yang Maha Ghaib. Bila melihat dari bentuk maka tawasul itu ada
tiga macam. Pertama, bertawasul kepada amal saleh yang pernah dikerjakan.
Dengan mengemukakan amal saleh ini maka Allah akan lebih cepat mengabulkannya.
Hal ini boleh dikerjakan. Kedua, bertawasul dengan orang yang masih hidup. Ini
juga boleh. Umpama seorang berdo’a, dan orang-orang yang selebihnya itu
mengaminkan do’a yang dibacanya itu. Ini sering terjadi di waktu diadakan upacara-upacara,di
waktu kenduri, dan di tempat-tempat walimah, atau pesta-pesta keramaian dan
lain sebagainya. Hal ini boleh berdasarkan kias dari hadist Nabi SAW.
Ketiga,
bertawasul kepada orang yang telah meninggal. Bertawasul kepada orang yang
telah meninggal dilarang oleh Nabi SAW. Yang diperbolehkan di perkuburan adalah
berziarah, berdo’a, dan bersahalawat. Tidak boleh bertawasul, minta do’akan
kepada Allah oleh beliau yang berkubur di tempat ini. Kalau berdo’a harus
langsung kepada Allah. Tidak boleh melalui perantara, baik dengan beliau yang
berkubur di perkuburan atau dengan perantara binatang-binatang sebagaimana yang
diperbuat oleh orang-orang musyrik Makkah di zaman jahiliah. Atau dengan
perantara orang halus yang bersemayam di gunung-gunung atau tempat yang
dianggap keramat.
d. Paham Kebatinan
1. Pengertian Paham
Kebatianan
Menurut
Prof. Muhammad Al Maraghi paham kebatinan inilah yang paling berbahaya dalam
Islam. Paham kebatinan berarti anggapan bahwa ada orang-orang yang suci,
sifat-sifat Allah menjelma dalam diri seseoran. Atau mengatakan bahwa Allah itu
menjelma dalam dirinya. Aliran inilah yang paling banyak mengorbankan tentara
daulat Bani Abbas di masa dulu.
Paham
ini terdapat pada setiap masa di tempat yang terpancar-pancar dalam dunia
islam. Juga merupakan penyakit kronis masyarakat Islam, penyakit yang tidak
sembuh-sembuhnya sampai sekarang. Kebatinan yaitu suatu anggapan bahwa
sifat-sifat Tuhan itu menjelma dalam diri manusia, sehingga ada orang itu yang
dianggap suci.
Anggapan
bahwa salah satu sifat Tuhan yang 99 itu menjelma dalam diri seseorang,
sehingga dianggap ada orang yang suci. Ada beberapa macam kebatinan, antara
lain :
1.
Ismailiah
Paham
ini sudah sangat menonjol. Di atas sudah diterangkan bahwa mereka menganggap
ada manusia yang suci disamakan dengan Malaikat. Mereka ini selalu
menunggu-nunggu kedatangan Al Mahdi. Karbela adalah tempat suci mazhab Syi’ah
aliran Ismailiah.
2.
Al Khuramiah
Karena
mereka menganggap dirinya itu suci, sifat-sifat Allah telah bersatu dengan
mereka itu, maka mereka merasa tidak perlu lagi sembahyang, tidak perlu lagi
puasa, tidak perlu lagi mengeluarkan zakat dan haji ke Mekah. Mereka itu
(katanya) sudah suci. Bagi mereka itu tidak apa-apa berbuat zina dan segala apa
yang dilarang oleh Allah. Di sini pula jeleknya aliran ini. Kalau sudah suci
maka apa saja yang diperbuat maka (katanya) dia tidak berdosa lagi. Kalau paham
kebatinan sudah sampai ke tingkat ini maka hukumnya adalah murtad.
3.
Al Mazayariyah
Dalam
aliran ini, karena mereka menganggap bahwa mereka orang suci dengan bertahlil,
maka mereka boleh memperbuat segala apa yang dilarang. Mereka menganggap bahwa
mereka tidak berdosa lagi memperbuat apa yang mereka inginkan.
4.
Al Quramithah
Karena
mereka menganggap diri mereka suci, sifat-sifat Allah menjelma dalam sifat
mereka, maka mereka ini menganggap selain dari golongan mereka itu adalah orang
yang berdosa, orang kotor dan orang kafir. Oleh sebab itu harus dimusnahkan.
Mereka membuat kerusuhan di mana-mana.
5.
Al Hasyasyun
Aliran
inilah yang sangat meruncing kepercayaannya kepada dua belas orang iman.
Demikian juga terhadap munculnya Al Mahdi. Menurut catatan sejarah aliran
kebatinan inilah yang paling banyak menimbulkan kerusuhan-kerusuhan, pembunuhan
sesama muslim, membakar mas-haf dan masjid-masjid dan rumah-rumah ibadat
lainnya.
BAB III
PENUTUP
a. Jawaban
Pertanyaan
Aqidah secara syara’ yaitu iman kepada Allah, malaikat-malaikat,
kitab-kitab,dan Rasul-rasulnya, serta kebangkitan/hidup kembali setelah mati
dan beriman kepada Qada dan Qadar. Dan hal-hal yang dapat mengotori aqidah
yaitu paham
syirik, tahayul dan khurafat, tasawul wal wasilah dan yang keempat yaitu paham
kebatinan
Syirik adalah sifat seseorang yang menyekutukan Allah dengan sesuatu
yang lain dalam bentuk kata, pegangan, perbuatan dan iktiqad, sehingga ibadah
itu tidak ditujukan kepada Allah SWT. Syirik adalah dosa terbesar seorang
manusia yang mendurhakai Allah.
Yang
dimaksud dengan tahayul adalah cerita-cerita bohong yang dihubungkan dengan
akidah. Banyak yang bersifat menakut-nakuti. Cerita-cerita tersebut muncul
bukan bukan dari ajaran islam, tapi berasal dari cerita-cerita dukun di zaman
purba. Sedangkan khurafat bukan cerita, melainkan kepercayaan kepada yang
ghaib, tapi tidak berdasarkan Al-Qur’an dan hadist.
Tawasul
yaitu berdo’a kepada Allah dengan memakai perantara. Ada yang dengan
perantaraan amal saleh, ada yang dengan perantaraan orang yang masih hidup, dan
ada pula dengan perantaan orang sudah meninggal. Yang terakhir ini yang
dilarang.
Paham kebatinan yaitu suatu anggapan bahwa
sifat-sifat Tuhan itu menjelma dalam diri manusia, sehingga ada orang itu yang
dianggap suci. Hal ini adalah hal yang sangat dibenci oleh Allah SWT.
b. Kesimpulan
Sebenarnya
akidah itu hanya satu, yaitu meyakini tentang ke-esaan Allah, dan adanya
pembalasan dari Yang Maha Ghaib. Rasul-rasul itu diutus oleh Tuhan ialah untuk
memurnikan kembali akidah yang telah rusak dibawa oleh arus perkembangan zaman.
Oleh karena tidak ada lagi Nabi sesudah Muhammad, maka ulamalah yang akan
memikul tugas berat ini.
Di
dalam makalah ini telah dijelaskan secara ringkas mengenai paham syirik,
tahayul atau khurafat, tawasul wal wasilah dan apa yang di maksud pula dengan
paham kebatinan serta apa yang menyebabkannya. Dalam hal ini tidak ada jalan
lain yang harus ditempuh selain dari meningkatkan ke-imanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT dan mengamalkan Al-Qur’an itu secara tuntas, menegakkan
keadilan dan berakhlak seperti akhlaknya Rasulullah SAW.
DAFTAR
PUSTAKA
Muhammad
AL-Ghazali, Aqidah Al-muslim, (kwait, Dar Al-bayan, 1970).
Aji Abdul
Halim Mahmud, Tarbiyah Khuluhiyah, (Media Insani Press 2013).
Halimudin,
S.H., Kembali Kepada Akidah Islam,
Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar